Kamis 18 Jul 2024 15:31 WIB

Papua Puncak Jaya Rusuh, OPM Bantah Klaim TNI

OPM mengaku tidak terlibat dalam kerusuhan tersebut.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Teguh Firmansyah
Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom
Foto:

Sementara, Polri mengungkap tiga korban meninggal dunia akibat penembakan TNI di Kampung Karubate, Distrik Mulia, di Puncak Jaya, Papua Tengah, pada Rabu (17/7/2024) adalah warga biasa. Polri dalam siaran pers resmi yang diterima wartawan tak melabeli tiga korban penembakan Satgas Yonif 753 itu sebagai anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM), ataupun bagian dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

"Tiga orang warga meninggal dunia akibat luka tersebut, adalah SW (33 tahun), YW (41), dan DW (36),” kata Kapolres Puncak Jaya AKP Kuswara dalam siaran pers yang diterima, Jumat (19/7/2024). Namun versi kelompok Masyarakat Mulia, tiga yang tewas ditembak militer Indonesia tersebut adalah Dominus Enumbi, Pemerintah Murib, dan Tonda Wanimbo. Ketiga korban tersebut, dikatakan oleh Komnas HAM Papua adalah sebagai bendahara kampung, kepala kampung, dan ketua Badan Musyawarah Kampung (Bamuskam) Mulia.

Kepolisian biasanya menggunakan sebutan kelompok kriminal bersenjata (KKB) untuk menyebut anggota kelompok separatis di Papua. Sebutan itu tak digunakan dalam rilis kepolisian tersebut. Ini agaknya berkesesuaian dengan keterangan warga setempat bahwa para korban bukan anggota kelompok bersenjata.

Sementara menurut TNI, tiga yang ditembak mati adalah separatis bersenjata, anggota OPM, atau KKB wilayah Mulia, Puncak Jaya yang dipimpin oleh Terinus Enembuni. Ketiga orang tersebut ditembak mati saat Satgas Yonif 753 berusaha mengejar Terinus Enembuni yang berstatus buronan, dan masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). Namun dalam operasi pengejaran oleh militer di Kampung Karubate tersebut, Terinus Enembuni berhasil lolos, dan menyelamatkan diri.

Pascapenembakan oleh aparat militer tersebut, terjadi kerusuhan di Mulia, ibu kota Puncak Jaya. Masyarat orang asli Papua (OAP) menyerang dengan membakar mobil-mobil kepolisian, dan militer di wilayah tersebut. Amuk warga lokal tersebut, pun berujung pada penyerangan terhadap warga-warga pendatang non Papua. AKP Kuswara mengatakan, dari kerusuhan sesama sipil itu, berujung pada tewasnya satu warga, yaitu Abdullah Jaelani (30).

"Akibat kerusuhan itu, seorang warga meninggal dunia, terluka akibat benda tajam,” begitu ujar Kapolres. Selain itu, kata dia, tiga warga sipil lainnya juga mengalami luka-luka. Di antaranya, Arief (45) yang terkena tembakan panah tajam di bagian punggung, Safrudin (44) yang mengalami luka pada bagian wajah, bibir atas sebelah kiri. Satu korban luka-luka lagi adalah Surati alias Bude Nina (53) yang terkena benda tajam. “Adapun satu korban luka-luka lainnya, adalah Mayor Inf Novald Darmawan, Danyon 753/AVT yang terkena lemparan batu di bagian kepala,” ujar AKP Kuswara.

Pascakerusuhan tersebut, kata AKP Kuswara, situasi kemanan dan sosial di Mulia, masih belum pulih benar. Hal tersebut, kata dia, karena terlihat sampai Jumat (19/7/2024), aktivitas perekonomian warga yang belum normal. Kapolres menilai, hal tersebut lantaran kebanyakan warga yang masih merasa takut. Pun para pedagang, belum berani membuka rumah-rumah toko (ruko-ruko). “Aktivitas perekonomian belum kembali normal, dikarenakan sebagaian warga masih takut untuk beraktivitas,” begitu ujar AKP Kuswara.

Mengingat situasi yang belum pulih itu, kata Kapolres, kepolisian mempertebal keamanan, dengan penambahan personel dari Brimob Polda Papua yang digeser dari Timika. Penambahan pasukan juga dengan mengerahkan Satgas Damai Cartenz. “Memang benar, pasukan gabungan sudah tiba di Mulia dan langsung bergabung dengan personel Polres Puncak Jaya,” begitu kata AKP Kuswasra. Penebalan personel tersebut, kata Kapolres untuk pemulihan situasi. “Secara keseluruhan, situasi keamanan, dan sosial masyarakat di Mulia memang relatif kondusif. Tetapi anggota tetap bersiaga,” begitu ujar AKP Kuswara.

Status DPO dipertanyakan... baca halaman selanjutnya 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement