Ahad 14 Jul 2024 11:18 WIB

Suhu Dingin Capai 16 Derajat Celsius di Bandung Raya Diprediksi Berlangsung Hingga Agustus

Masyarakat diimbau tak panik dengan suhu dingin di Bandung Raya.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Qommarria Rostanti
Awan mendung menyelimuti Bandung. Suhu dingin di Bandung Raya yang mencapai 16 derajat Celsius diprediksi berlangsung hingga Agustus.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Awan mendung menyelimuti Bandung. Suhu dingin di Bandung Raya yang mencapai 16 derajat Celsius diprediksi berlangsung hingga Agustus.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung mencatat suhu dingin di wilayah Bandung Raya mencapai 16 derajat Celsius pada Ahad (14/7/2024) dini hari. Fenomena suhu dingin merupakan kondisi umum saat puncak kemarau periode Juli hingga Agustus.

"Suhu udara dingin belakangan ini fenomena alamiah yang umum terjadi ketika masa puncak kemarau pada Juli-Agustus," ucap Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu, Ahad (14/7/2024).

Baca Juga

Ia mengatakan BMKG Bandung mencatat kondisi suhu dingin di Bandung raya mulai dari awal bulan Juli hingga pertengahan Juli saat ini. Pada tanggal 1 Juli suhu dingin mencapai 20,6 derajat Celsius, tanggal 2 Juli 20,2 derajat Celsius, 3 Juli 20,6 derajat Celsius, 4 Juli 21 derajat Celsius.

Pada 5 Juli 20,6 derajat Celsius, 6 Juli 20,8 derajat Celsius, 7 Juli 20,3 derajat Celsius, 8 Juli 20,6 derajat Celsius. Pada 9 Juli 20,0 derajat Celsius, 10 Juli 20,8 derajat Celsius, 11 Juli 19,6 derajat Celsius, 12 Juli 18,0 derajat Celsius, 13 Juli 17,2 derajat Celsius, dan 14 Juli 16,6 derajat Celsius.

"Suhu udara minimum mengalami perubahan signifikan pada hari ini yaitu mencapai 16,6 derajat Celsius," kata dia.

Ia melanjutkan nilai suhu minimum normal rata rata pada bulan Juli adalah 18,2 derajat Celsius, dan pada Agustus nilainya 17,5 derajat Celsius. Suhu dingin ekstrem cenderung berpeluang terjadi saat musim kemarau yaitu pada malam, dini, serta pagi hari.

Teguh mengatakan saat musim kemarau pada siang hari terik sinar matahari maksimal karena tidak ada tutupan awan. Akibatnya, permukaan bumi menerima radiasi yang maksimal.

"Di malam hari bumi akan melepaskan energi. Karena tidak ada awan, maka pada malam hari hingga dini hari, radiasi yang disimpan di permukaan bumi akan secara maksimal dilepaskan," kata dia.

Ia menyebut kondisi tersebut yang menyebabkan permukaan bumi mendingin dengan cepat karena kehilangan energi secara maksimal. Dampaknya adalah suhu minimum atau udara dingin yang ekstrem di malam hingga dini hari.

Selain itu, adanya musim dingin di wilayah Australia. Ia mengatakan terdapat pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia menyebabkan pergerakan masa udara dingin menuju Indonesia atau lebih dikenal dengan angin monsun Australia.

"Fenomena suhu dingin ini secara empiris akan berlangsung hingga Agustus 2024," kata dia.

Pihaknya mengimbau masyarakat tidak panik dengan kondisi dingin yang terjadi saat ini. Sebab, suhu dingin pada puncak musim kemarau adalah suatu fenomena yang wajar terjadi terutama untuk wilayah Indonesia.

"Masyarakat diimbau agar menjaga kesehatan, mengurangi aktivitas di luar ruangan terutama pada waktu malam hingga dini hari," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement