Senin 08 Jul 2024 14:55 WIB

Pilkada Tangsel, Pakar: Tugas Gerindra untuk Branding Komika Marshel

Tidak mudah bagi pasangan Riza-Marshel untuk mengalahkan pejawat Benyamin Davnie.

Rep: Bayu Adji P / Red: Teguh Firmansyah
Artis pemeran film Laundry Show Marshel Widianto saat berkunjung ke Republika, Jakarta, Kamis (24/1).
Foto: Republika/Prayogi
Artis pemeran film Laundry Show Marshel Widianto saat berkunjung ke Republika, Jakarta, Kamis (24/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Gerindra telah memutuskan untuk mengusung pasangan Ahmad Riza Patria dan Marshel Widianto dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tangerang Selatan (Tangsel) 2024. Pasangan itu kemungkinan akan melawan pejawat Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie.

Pengamat politik dan kebijakan publik, Adib Miftahul, menilai diusungnya nama komika Marshel karana Partai Gerindra tak memiliki banyak kader potensial di Kota Tangsel. Di sisi lain, ongkos politik yang mahal membuat tak banyak pihak mau melakukan transaksional untuk mendapat dukungan partai politik.

Baca Juga

"Marshel dipilih karena memiliki popularitas, tetutama di kalangan generasi Z, yang punya suara besar. Jadi partai (melakukan cara) instan mengambil orang populer untuk calon wakil wali kota," kata dia saat dihubungi Republika, Senin (8/7/2024).

Meski demikian, pengusungan Marshel tak lantas akan serta merta didukung oleh para kader Partai Gerindra, terutama di Tangsel. Apalagi, sosok Marshel juga memiliki sejumlah kontroversi.

"Diusungnya Marshel juga tidak mungkin akan selalu didukung kader internal. Pasti timbul resistensi di dalam," kata Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional itu.

Adib menambahkan, resistensi juga akan terjadi dari publik. Pasalnya, saat ini publik sudah melek media sosial, di mana segala kontroversi Marshel dapat ditemukan. "Orang juga akan menghakimi dia dengan hal negatif. Itu harus diterima. Tinggal PR Gerindra untuk branding Marshel," kata Adib.

Peluang Menang

Adib menilai, komika Marshel tetap memiliki peluang untuk menang dalam Pilkada Tangsel 2024. Apalagi, Marshel dipasangkan dengan Riza Patria, yang pernah menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Meski demikian, peluang untuk menang itu dinilai kecil. Pasalnya, lawan pasangan itu dalam Pilkada Tangsel adalah pejawat Benyamin Davnie.

"Memang pejawat di Tangsel itu susah untuk dikalahkan. Apalagi orang sudah melihat kinerja mereka. Butuh upaya mengalahkan pejawat yang telah terlihat kinerjanya," kata Adib.

Kendati begitu, Ahmad Riza Patria-Marshel di Tangsel memiliki keuntungan didukung kekuasaan. Dalam hal ini, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto akan dilantik menjadi presiden pada Oktober. Sementara pilkada akan dilaksanakan pada November.  "Itu merupakan keuntungan," ujar dia.

Adib menambahkan, yang pasti saat ini publik juga akan menunggu gagasan yang dibawa Marshel. Apabila ingin mengalahkan pejawat, pasangan Riza-Marshel dinilai harus memiliki gagasan yang kuat. "Patut kita tunggu juga idenya Marshel untuk kampanye," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement