REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Jenazah pebulu tangkis Zhang Zhi Jie masih berada di RSUP Dr. Sardjito hingga Sabtu (6/7/2024) ini. Artinya, jenazah Zhang sudah berada di rumah sakit tersebut selama enam hari setelah dinyatakan meninggal dunia pada Ahad (30/6/2024) malam.
“Masih di forensik,” kata Banu, Sabtu (6/7/2024).
Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito, Banu Hermawan mengatakan, belum ada informasi kapan jenazah Zhang dibawa kembali ke China. Pihaknya masih menunggu keputusan dari PBSI maupun dari keluarga Zhang untuk penjemputan jenazah.
“Kami nunggu putusan PBSI dan keluarga,” ucap Banu.
Diberitakan sebelumnya, pebulu tangkis China itu meninggal karena mengalami henti jantung mendadak. Atlet tersebut awalnya jatuh pingsan saat bertanding melawan pebulu tangkis Jepang, Kazuma Kawano di laga BNI Asia Junior Championships 2024 di GOR Amongrogo, Kota Yogyakarta, Ahad (30/4/2024).
“Kesimpulan pemeriksaan dan penanganan korban baik di RSPAU Dr. S. Hardjolukito maupun RSUP Dr. Sardjito menunjukkan hasil yang sama yaitu korban mengalami henti jantung mendadak,” kata PBSI melalui Humas dan Media Panitia Pelaksana BNI Asia Junior Championships, Broto Happy.
Ketika jatuh pingsan, tim medis masuk ke arena pertandingan setelah diizinkan referee. Saat itu dilakukan penanganan oleh tim medis dengan pemeriksaan survei awal dan pertolongan awal sesuai prosedur.
Saat pertolongan pertama dilakukan, korban mengalami penurunan kesadaran dengan pernafasan tidak adekuat, dan langsung dibawa ke RSPAU Dr. S. Hardjolukito. Sesampainya di UGD Hardjolukito, korban dilakukan assesment dan ditemukan tidak ada nadi dan tidak ada napas spontan.
“Sehingga dilakukan prosedur pertolongan media pijat jantung luar,” ucapnya.
Pijat jantung luar disertai dengan alat bantu pernafasan selama tiga jam. Meski begitu, korban tidak menunjukkan respon sirkulasi spontan dan mulai timbul tanda kematian sekunder.
“Tim medis telah menyatakan korban meninggal dunia pukul 20.50 WIB kepada pihak official team China,” jelasnya.
Dari kondisi tersebut, official team China meminta agar korban ditransfer ke RSUP Dr. Sardjito untuk kemungkinan dilakukannya tata laksana lebih lanjut. Saat tiba di UGD Sardjito, korban sudah dalam kondisi tidak ada nafas, tidak ada nadi, dan disertai dengan tanda kematian sekunder.
Meski begitu, dari tim dokter Sardjito tetap melakukan tindakan resusitasi jantung paru selama 1,5 jam. Namun, tetap tidak ada respon sirkulasi spontan, sehingga tidak dilakukan tata laksana lebih lanjut oleh tim dokter di Sardjito.
“Setelah dilakukan penjelasan kepada official team China, maka tindakan pijat jantung luar dihentikan pukul 23.20 WIB,” kata Broto.