Kamis 27 Jun 2024 04:30 WIB

PDIP dan PKB Yakini Duet Anies-Iman Sekadar Menaikkan Daya Tawar PKS, untuk Apa?

Keputusan yang diambil PKS dinilai masih dinamis dan sangat mungkin bisa berubah.

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Mas Alamil Huda
Poster pasangan Anies Baswedan-Sohibul Iman yang dirilis DPP PKS.
Foto:

Pengamat politik Ray Rangkuti mengaku cukup terkejut dengan perubahan sikap partai berlambang padi yang diapit dua bulan sabit itu. Pasalnya, pada Ahad (23/6/2024), PKS baru saja mengumumkan untuk mengusung Sohibul Iman sebagai bakal cagub DKI Jakarta. "Ini menunjukkan apa yang selama ini saya sampaikan bahwa kelemahan PKS adalah kemampuan mereka dalam negosiasi dan lobi," kata Ray saat dihubungi Republika, Rabu (26/6/2024).

Direktur Eksekutif Lingkar Madani itu mengatakan, setidaknya sudah dua kali PKS menerima kekalahan negosiasi dalam hajatan politik Jakarta. Pertama adalah ketika PKS mengalah untuk tidak menjadikan Mardani Ali Sera sebagai cawagub mendampingi Anies pada Pilgub DKI Jakarta 2017. Setelah itu, mereka juga kehilangan hak untuk mendapatkan posisi wakil gubernur kala Sandiaga melaju sebagai cawapres pada 2019.

Ray menambahkan, goyahnya kesolidan PKS secara internal juga disebabkan kritik banyak pihak terkait keputusan partai itu untuk Sohibul Iman. Padahal, menurut dia, Sohibul Iman kurang menjual di DKI Jakarta. "Situasi ini memberi kesempatan barisan Anies di PKS untuk mendorong pasangan Anies-Iman," ujar dia.

Ia menilai, keputusan terbaru PKS juga tidak akan menguntungkan bagi Anies. Pasalnya, Anies dan Sohibul relatif memiliki pengalaman yang sama. "Saya tidak melihat Anies diuntungkan dengan deklarasi ini. Menduetkan Anies-Iman sama dengan menduetkan dua orang bersaudara," kata dia.

Menurut dia, Anies membutuhkan figur lain yang menguatkan identitasnya bukan sebagai calon yang berada dalam satu lingkaran saja. Mengingat, Jakarta merupakan kota dengan pluralisme yang tinggi. "Para calon, baiknya mengakomodasi pluralitas wajah Jakarta dalam menetapkan pasangan calon mereka. Melebar, bukan menyempit. Membuka bukan menutup. Maka, situasi ini justru memberi angin segar bagi calon lain untuk lebih mantap masuk ke Jakarta," kata dia.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement