Rabu 26 Jun 2024 14:07 WIB

Survei Poldata Sebut Sendi Fardiansyah Berpotensi Salip Petahana Walkot Bogor

Elektabilitas Sendi Fardiansyah terus mengalami peningkatan.

 Peneliti Poldata Indonesia, Fajar Arif Budiman, saat memaparkan hasil survei Pilkada Kota Bogor.
Foto: istimewa/doc humas
Peneliti Poldata Indonesia, Fajar Arif Budiman, saat memaparkan hasil survei Pilkada Kota Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Survei yang dilakukan Poldata Indonesia Konsultan menyebukan elektabilitas bakal calon wali kota Bogor, Sendi Fardiansyah, berpotensi menyalip politikus lama, bahkan petahana Dedi Rachim.

Hal ini disampaikan peneliti Poldata, Fajar Arif Budiman, menyebutkan, dalam survei yang dilakukan 1-10 Juni 2024, terdapat tiga nama yang menduduki peringkat teratas elektabilitas. Mereka berturut-turut adalah Dedie Rachim, Sendi Fardiansyah, dan Raendi Rayendra.

“Tingkat keterkenalan, kesukaan, dan keterpilihan mengurucut pada sejumlah calon, yakni Dedie Rachim, Sendi Fardiansyah, dan Raendi Rayendra. Namun Sendi Fardiansyah sangat berpotensi sangat kuat menyalip elektabilitas Dedie Rachim,” dalam siaran persnya, Rabu (26/6/2024). Survei ini melibatkan 400 responden melalui wawancara tatap muka menggunakan metode multi stage random sampling dengan margin of error 4,9%. 

Fajar menyebut jika dianalisis dengan memperhatikan hasil-hasil survei lainnya yang dilakukan untuk tujuan dan konteks serupa, menunjukkan tren positif peningkatan elektabilitas Sendi Fardiansyah. “Potensi Sendi untuk bisa menyalip Dedie Rachim itu terlihat cukup jelas dari trend elektabilitas dari berbagai hasil survei,“ ungkap Fajar.

Ditambahkan Fajar,  pada survei yang dilakukan LSI Denny JA sekitar 3 bulan lalu,  Sendi masih tertinggal jauh di angka kurang lebih 6%. Lalu, pada bulan berikutnya, lanjut Fajar, ada lembaga survei lain yang mempublikasikan posisi Sendi naik ke 12%. 

Sebaliknya, kata Fajar, posisi Dedie Rachim saat itu masih memimpin dengan elektabilitas di atas 40%. Jika dibandingkan dengan hasil survei Poldata Indonesia yang dilakukannya pada awal Juni 2024, terjadi trend yang sebaliknya. Yaitu, Dedie Rachim terus menurun, dan Sendi terus menaik.

“Tren Dedie Rachim cenderung menurun tergerus oleh calon lain sementara Sendi Fardiansyah mengalami tren naik secara konsisten dalam beberapa bulan terakhir. Sendi saat ini sudah naik lagi ke posisi 21,9% dan Dedie Rachim terus turun ke angka 34,9%. Jika melihat pada data tersebut, Dedie tidak dalam posisi aman untuk menang karena dipepet Sendi dengan jarak elektabilitas sekitar 10%,” paparnya.

Sementara itu, terkait dengan kandidat lain, Fajar menilai masih dalam kategori stagnan. Salah satunya, Raendri Rayendra dengan 8,28%. Di bawahnya ada Rusli Prihatevy (4,1%), Achmad Ruyat (2,4%), Restu Kusuma (1,21%). Sisanya, publik yang mengaku tidak tahu dan tidak jawab sekitar 27%.

“Dari pengalaman kami melakukan survei, jarak elektabilitas seperti itu sangat rawan. Apalagi, untuk kandidat incumbent seperti Dedie. Yang aman, biasanya harus punya jarak di atas 20%. Meskipun, jarang seperti itu bukan juga jaminan tidak bisa disalip,” katanya.

Fajar menjelaskan, posisi Dedie Rachim saat ini masuk dalam kategori lampu kuning. Dia harus waspada, karena dari pengalaman selama ini, calon yang punya tren turun, biasanya akan terus turun. Sebaliknya, calon yang punya kategori tren naik, biasanya akan terus naik selama bisa mengelola kerja-kerja politik dengan efektif.

Pada kesempatan tersebut, Fajar juga menjelaskan terdapat beberapa temuan terkait isu-isu krusial atau masalah pokok masyarakat dan mewanti-wanti kepada seluruh kandidat terkait dengan mulai munculnya aneka isu negatif para calon. Misalnya isu tentang poligami, korupsi, intervensi elit nasional, sampai ke soal kandidat yang diduga suka sesama jenis.

“Ini harus diwaspadai karena sangat potensial merontokkan kepercayaan masyarakat jika terus masif sehingga dipercaya mayoritas publik. Intinya, seluruh kandidat tak boleh lengah,” tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement