Selasa 18 Jun 2024 02:10 WIB

Warga Distrik Bibida Mengungsi ke Gereja Madi Usai Aksi Kriminal OPM

Warga Distrik Bibida mengajukan permohonan bantuan truk aparat untuk mengungsi.

Pengadangan dan perusakan logistik pemilu di Kabupaten Paniai, Papua Tengah, Selasa (13/2/2024).
Foto: Dok Republika
Pengadangan dan perusakan logistik pemilu di Kabupaten Paniai, Papua Tengah, Selasa (13/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Komando Operasi (Koops) TNI Habema mengatakan bahwa masyarakat Distrik Bibida Kabupaten Paniai, Papua Tengah, mengungsi ke Gereja Madi Distrik Paniai Timur setelah Organisasi Papua Merdeka (OPM) melakukan aksi kriminal pada hari Selasa (11/6/2024). Komandan Satgas Media Koops TNI Habema Letkol Arh Yogi Nugroho melalui rilis di Timika, Senin (17/6/2024), mengatakan bahwa masyarakat Distrik Bibida mengajukan permohonan bantuan truk milik aparat keamanan untuk mengungsi sementara waktu ke Gereja Madi, Kampung Madi, Distrik Paniai Timur.

"Tokoh masyarakat dan seluruh masyarakat mendukung operasi penindakan oleh aparat keamanan gabungan terhadap OPM di daerah ini guna mewujudkan keamanan dan ketertiban bersama," katanya.

Baca Juga

Menurut dia, masyarakat mendukung langkah penindakan hukum oleh aparat gabungan TNI/Polri karena menginginkan wilayah tersebut aman dan kondusif dari segala bentuk ancaman maupun gangguan OPM.

"Dukungan masyarakat Distrik Bibida bagi aparat keamanan gabungan sebagai bentuk kerja sama dan kemanunggalan guna mewujudkan Papua yang aman dan kondusif," ujarnya.

Letkol Arh Yogi menjelaskan bahwa aparat gabungan berhasil merebut wilayah Distrik Bibida, Kabupaten Paniai pada hari Jumat (14/6) dari gangguan OPM pimpinan Undius Kogoya.

"Aparat keamanan berhasil menguasai wilayah Distrik Bibida pada hari Jumat, 14 Juni 2024, setelah OPM melakukan aksi kriminal pada hari Selasa, 11 Juni 2024, yang memakan korban jiwa atas nama Rusli berusia 40 tahun," katanya lagi.

Tokoh masyarakat setempat bersama masyarakat menyatakan bahwa OPM melakukan tindakan semena-mena dan keji senang mengambil paksa hasil kebun, ternak, bahkan anak perempuan.

"Aksi-aksi tidak terpuji dan tidak berperikemanusiaan sering dilakukan oleh OPM secara nyata-nyata untuk mengintimidasi masyarakat setempat," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement