REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus remaja yang berseloroh mengolok 'darah' anak Palestina berujung kepada permintaan maaf. Mereka mengaku menyesal dan tertekan setelah video tersebut viral di media sosial.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta Budi Awaluddin mengatakan lima siswa yang bercanda terkait kondisi Palestina dan videonya tersebar luas meminta sudah maaf atas tindakannya tersebut.
"Kami atas nama orang tua dan siswa mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya," kata Budi di Jakarta, Rabu.
Menurut Budi aksi yang dilakukan oleh kelima siswa dari empat sekolah di DKI Jakarta itu merupakan tindakan yang tidak disengaja, karena mereka hanya bercanda tanpa mengetahui akibat ke depannya.
Ia menjelaskan setelah video yang mereka buat itu ramai atau viral di media sosial, kelima siswa tersebut langsung dipanggil oleh Disdik untuk dimintai keterangan.
Pada saat dipanggil kata Budi, kelima siswa tersebut sangat tertekan dengan apa yang telah terjadi, sehingga mereka meminta bantuan agar bisa menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Indonesia.
"Mereka sangat menyesali apa yang telah terjadi. Dan mereka sempat menangis semua, dalam kondisi yang ketakutan dan mereka memohon kepada kita agar bisa dibantu terkait hal ini," tuturnya.
Budi menambahkan bahwa setelah dipanggil dan dimintai keterangan, kelima siswa tersebut mengaku hanya bercanda dan tidak sengaja hanya saja apa yang diucapkan terekam dan tersebar di dunia maya.
"Kalau lihat dari apa yang mereka sampaikan itu tidak sengaja. Anak-anak kan biasa bercanda. Cuma memang karena kondisi terekam akhirnya tersebar. Mereka sangat-sangat menyesali kondisi yang telah terjadi," ujarnya.