Kamis 30 May 2024 16:42 WIB

Tiga Poros Koalisi dan Tokoh dengan Elektabilitas Teratas di Pilgub Jakarta Menurut Survei

Menurut survei Proximity Indonesia, akan ada tiga poros koalisi di Pilgub Jakarta.

Anies Baswedan, salah satu tokoh dengan elektabilitas tertinggi untuk Pilgub Jakarta menurut survei.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Eva Rianti

JAKARTA -- Lembaga survei Proximity Indonesia merilis hasil survei mengenai tokoh-tokoh yang berpeluang maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024. Hasil survei melaporkan setidaknya per Mei 2024 ada tiga poros koalisi yang terbangun di Pilkada Jakarta 2024. 

Baca Juga

"Ada kemungkinan tiga poros koalisi yang akan terbentuk dalam Pemilihan Gubernur Jakarta nanti pada November," kata CEO Proximity Indonesia Whima Edy Nugroho dalam konferensi pers rilis survei bertajuk 'Peta Politik Menuju Pemilihan Gubernur Jakarta 2024' di kawasan Petamburan, Jakarta, Kamis (30/5/2024).  

Whima menuturkan, poros pertama yakni akan terbentuk dari parpol-parpol dari Koalisi Indonesia Maju (KIM). Parpol-parpol KIM yakni diantaranya Partai Gerindra, Partai Golkar, PAN, dan Partai Demokrat, berkemungkinan akan mencalonkan salah satu kandidatnya sebagai gubernur atau wakil gubernur.  

"Kalau berdasarkan pada survei kami di antara partai politik yang tergabung pada KIM kandidat paling kuat adalah Ridwan Kamil. Mungkin dia akan berpasangan dengan kandidat yang berasal dari parpol di KIM, bisa berasal dari Partai Gerindra, misalnya Ahmad Riza Patria atau Budisatrio Djiwandono," bebernya. 

Lantas, poros kedua yakni muncul dari pemenang Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 di DPRD Jakarta, yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS). PKS diketahui mendapatkan kursi paling banyak di DPRD Jakarta dalam gelaran Pileg 2024 sebanyak 18 kursi, namun jumlah kursi itu masih kurang sehingga mesti berkoalisi dengan partai lain.  

"PKS sebagai pemenang pemilu di DPRD Jakarta kemungkinan mempunyai kandidat tersendiri. Dari beberapa nama yang muncul, kemungkinan nama Anies Baswedan masih menjadi salah satu kandidat kuat yang akan dicalonkan oleh PKS," tuturnya. 

Menurut analisisnya, PKS kemungkinan melakukan koalisi dengan partai-partai yang sebelumnya tergabung dalam Koalisi Perubahan di Pilpres 2024. 

"Kemungkinan PKS bisa berkoalisi dengan Nasdem. Bisa jadi Anies akan menggandeng tokoh dari partai Nasdem, yang berdasarkan survei ternyata yang paling kuat adalah Ahmad Sahroni. Jadi kalau misalnya Anies dengan Ahmad Sahroni bergabung sebagai satu paslon mereka memiliki kemungkinan untuk memenangkan kontestasi karena posisinya mereka saat ini tertinggi baik di cagub maupun cawagub," terang Whima. 

Selanjutnya, poros ketiga yakni dibentuk oleh PDIP. Sebagai partai peringkat kedua di Pileg DPRD Jakarta dengan jumlah kursi sebanyak 15 kursi, PDIP berkemungkinan mengupayakan mencalonkan kandidatnya sendiri untuk maju di Pilkada Jakarta. 

"Berdasarkan survei kami, nama yang paling kuat saat ini tetap Basuki Thahaja Purnama atau Ahok, walaupun muncul nama-nama yang lain tapi di survei kami nama Ahok masih yang tertinggi. Jadi nantinya mungkin PDIP akan menggandeng beberapa partai lain, kalau dulu dia bisa mencalonkan sendiri saat ini kan dia enggak bisa mencalonkan sendiri harus berkoalisi," terangnya. 

Whima melanjutkan, menurut analisisnya, PDIP bisa jadi melakukan koalisi dengan partai di Koalisi Perubahan, seperti Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).  

"Mungkin ada kemungkinan PDIP bergabung dengan PKB dengan mengusung Ahok dan Ida Fauziyah atau Ahok dengan kader PKB lainnya misalnya. Atau mungkin ditambah lagi dengan PPP ke Perindo yang selama ini sudah bergabung di non pemerintah atau koalisi di luar koalisi indonesia maju," tuturnya.

"Jadi ada kemungkinan tiga poros ini akan terbentuk pada 2024 nanti di DKI. Jadi itu mungkin salah satu hasil survei kami yang mgkin sangat diinginkan oleh warga Jakarta," tutupnya. 

photo
Karikatur Opini Republika : Nasehat Presiden - (Republika/Daan Yahya)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement