REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rekapol Research and Consulting (RRC) memprediksi koalisi partai politik pendukung Prabowo-Gibran atau Koalisi Indonesia Maju (KIM) tidak akan berlanjut di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat. Pasalnya, dua partai anggota KIM punya kandidat cagub masing-masing.
Peneliti senior RRC, Arif Nurul Imam menjelaskan, Partai Golkar kemungkinan akan mengusung kadernya Ridwan Kamil sebagai cagub Jawa Barat. Sebab, mantan Gubernur Jawa Barat itu punya elektabilitas mentereng di Tanah Pasundan.
Sementara itu, Partai Gerindra juga punya kader potensial yang berambisi menjadi cagub, yakni Dedi Mulyadi. Dedi juga punya elektabilitas cukup mumpuni mengingat dia adalah mantan bupati Purwakarta dan cawagub Pilgub Jabar 2018.
"Kedua tokoh tersebut (Ridwan Kamil dan Dedi) punya basis massa yang cukup ril. Karena itu, untuk menurunkan ego politik sangat susah," kata Arif saat memaparkan hasil survei lembaganya di sebuah kafe di Jakarta Selatan, Senin (20/5/2024).
Arif menyebut, apabila akhirnya Golkar mengusung Ridwan Kamil di Jawa Barat dan Gerindra juga mengambil langkah serupa untuk Dedi Mulyadi, maka otomatis kedua partai itu akan berpisah jalan. Cerita berbeda mungkin terjadi apabila Ridwan Kamil maju di Pilgub DKI Jakarta 2024.
"Kemungkinan besar jika Ridwan Kamil tidak maju di Jakarta, akan terjadi split koalisi nasional. KIM akan pisah jalan di Pilgub Jawa Barat," kata Arif.
Sebelumnya, Ketua DPP Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily mengatakan Ridwan Kamil atau RK mendapatkan penugasan untuk pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Jawa Barat (Jabar) dan DKI Jakarta. Namun, Ace mengaku sudah bicara dengan RK dan mengatakan ia lebih cenderung untuk maju sebagai bakal calon gubernur Jawa Barat.
"Pak Ridwan Kamil sendiri menyatakan kepada saya, beliau mengatakan bahwa beliau lebih condong ke Jabar sejauh ini," ujar Ace di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (14/5/2024).