REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengungkapkan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto turut memonitor progres percepatan penanganan dampak bencana banjir lahar dingin Gunung Marapi di Sumatera Barat.
"Tadi beliau menyempatkan hadir, dan menanyakan semua bagaimana upaya penanganan dan mitigasi dampak bencana yang sedang dilakukan sekarang," kata dia, saat ditemui setelah rapat koordinasi tim gabungan tanggap darurat bencana di Bukittinggi, Sumatera Barat, Kamis (16/5/2024).
Ia menjelaskan kepada menteri pertahanan bahwa saat ini semua kebutuhan terkait penanganan darurat hingga mitigasi sudah mulai terpetakan dan terlaksana dengan baik.
Hal demikian dibuktikan dari beberapa indikator yang di antaranya keberhasilan terkait dengan pengembalian kondisi daerah-daerah terdampak, pengendalian awan hujan melalui modifikasi cuaca, hingga pemasangan kembali jembatan putus melibatkan personel TNI.
"Kami catat di sini bantuan dari TNI terkait dengan jembatan bailey, mungkin hari ini sudah terpasang 2 titik dan masih ada 6 yang tersedia, karena TNI juga membantu 8 titik," tutur dia.
Jembatan yang sudah dipasang kembali meliputi Jembatan Tanjung Pitu Rangkuang, Nagari Koto Laweh (Panjang 15 meter dan lebar 4,5 meter, kedalaman 5 meter, dan beban 5 ton), kemudian Jembatan Bawah Kubang, Nagari Koto Laweh, Kabupaten Tanah Datar.
"Pak Bupati kemarin melaporkan awal-awal terjadi bencana sampai mengirimkan logistik itu menggunakan dipikul. Nah mudah-mudahan dengan ada ini paling tidak, tidak dipikul lagi lah, bisa dilewati oleh kendaraan baik roda dua maupun roda empat," ujarnya.
Selain menyerahkan bantuan logistik ke Ranah Minang, kata dia, Menhan juga secara langsung menyampaikan rasa belasungkawa secara mendalam atas bencana banjir lahar dingin, disusul pula dengan galodo dan tanah longsor yang melanda lima kabupaten kota di Sumatera Barat.
Bencana tersebut menimbulkan dampak korban jiwa dan kerusakan yang cukup besar, dengan data yang tercatat saat ini oleh BNPB setidaknya sebanyak 3.000 warga mengungsi, 500 unit rumah rusak, 67 orang meninggal dunia, dan 20 orang hilang dalam pencarian.
Menurut dia, dengan kedatangan Menhan tersebut menandakan perhatian pemerintah seolah tak pernah putus dalam meringankan beban masyarakat, dan dari situ pula diharapkan bisa memicu semangat khususnya bagi masyarakat Sumatera Barat ini.
"Ya artinya itu juga bukti ya, bahwa para pembantu Pak Presiden Jokowi sangat menaruh perhatian dan untuk Sumatera Barat ini perhatian nya luar biasa," ujarnya.