REPUBLIKA.CO.ID, LUBUK BASUNG -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatra Barat Gusrizal Gazahar meminta warga korban banjir bandang dan lahar dingin Gunung Marapi bisa bersabar dan tetap kuat menghadapi musibah yang melanda pada Sabtu (11/5/2024).
"Masyarakat harus tetap berprasangka baik pada Allah SWT, selagi kita semua masih bisa mohon ampunan dan beristighfar, azab tidak akan diturunkan, dan apa yang terjadi di Sumatra Barat saat ini adalah ujian," katanya saat mengunjungi langsung posko pengungsian di Bukit Batabuah, Agam, Selasa (14/5/2024).
Ia mengatakan ujian diberikan kepada siapapun yang dikehendaki termasuk orang yang beriman. "Ujian ini memiliki dua mata sisi antara mereka yang mungkin masih berlaku maksiat dan bagi orang beriman untuk terus menambah amal meninggikan derajat di mata Tuhan," kata Gusrizal.
Selain dari aspek keimanan, Ketua MUI mengungkap adanya pembelajaran yang harus diambil oleh pemangku kepentingan beserta masyarakat lain. "Ambil pelajaran baik oleh pemangku pemerintahan, tokoh masyarakat dan seluruh lapisan masyarakat dari bencana yang terjadi. Tidak bisa hanya bersandar menyerah karena faktor alam. Manusia adalah kalifah atau pimpinan yang bisa mengambil kebijakan," katanya.
Gusrizal menyatakan gerak cepat sebagai langkah antisipasi bencana yang sama harus segera dilakukan agar tidak memunculkan korban kembali. "Saya pernah sampaikan di banjir bandang April lalu. Jembatan yang ada saat ini tidak mampu membendung aliran air dari Gunung Marapi. Bagaimana hal ini bisa segera diatasi," kata dia.
Menurutnya, warga yang menjadi korban banjir di seluruh Sumbar harus segera dibantu penguatan iman dan mentalnya selain rehabilitasi tempat tinggal. "Rumah mungkin bisa dibangun, tapi terpenting penguatan iman harus diutamakan. Selanjutnya pendampingan modal usaha mereka jangan dilupakan," kata Gusrizal. Ia menambahkan doa menjadi hal paling wajib dilakukan dalam kondisi apapun yang sedang dihadapi.