Kamis 09 May 2024 19:33 WIB

Menhub Siapkan Bantuan Pendidikan untuk Adik Korban Kekerasan Senior STIP

Putu Satria meninggal akibat aksi kekerasan yang dilakukan seniornya pada Jumat lalu.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Foto: Republika/Rahayu Subekti
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

REPUBLIKA.CO.ID, KLUNGKUNG -- Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyiapkan bantuan pendidikan untuk Kadek Ananta Pradnyaswari, adik kandung dari korban senioritas di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP), Putu Satria Ananta Rustika. Putu Satria meninggal dunia akibat aksi kekerasan yang dilakukan seniornya pada Jumat (3/5/2024).

“Kami tadi sudah berembug dengan orang tua dan Pak Pj Bupati Klungkung bahwa bisa dipastikan ananda akan mendapatkan beasiswa dari Kementerian Perhubungan, sehingga dia bisa selesai dari kegiatan sekolah ditingkat vokasi, bisa di Jakarta bisa di Bali,” kata Budi di Klungkung, Bali, Kamis (9/5/2024).

Baca Juga

Dalam kunjungannya ke rumah duka di Desa Gunaksa, Menhub Budi Karya berbincang dengan keluarga Putu Satria dan keluarga menyampaikan harapannya agar adik dari korban mendapat perhatian. Dia menjelaskan sudah tanggung jawab negara memberi perhatian ke keluarga korban, apalagi korban merupakan anak pertama yang masih memiliki dua adik yang menganggapnya sebagai figur panutan.

“Rabu akan kami kirimkan surat kepada keluarga korban diketahui Pj Bupati Klungkung, dan ini merupakan suatu kewajiban saya atas nama menteri, tentu ini adalah tanggung jawab negara,” ujarnya.

Ibunda Putu Satria Ananta Rustika yang bernama Nengah Rusmini menuturkan bahwa putrinya Kadek Ananta Pradnyaswari yang saat ini duduk di bangku kelas 2 SMA memang sejak kecil mengikuti jejak kakaknya.

“Iya memang dia (Putu Satria) selalu figur panutan adik-adiknya, terus memantau adiknya, sering bilang 'dik ikut kakak ya seperti kakak pokoknya, kalau mau harus belajar ikut paskibra saja dulu biar mental sama fisiknya bisa',” tutur sang ibu.

Saat ini keluarga korban belum menentukan ke arah mana Pradnyaswari akan melanjutkan sekolah kedinasan. Sebab, mereka masih fokus pada pengungkapan kasus yang terjadi pada Putu Satria.

“Rencananya kami minta di Bali saja, mudah-mudahan apa yang disampaikan tadi memang akan terwujud sesuai harapan keluarga kami, dan untuk kasus Rio (panggilan Putu Satria) saya mohon dukungan sehingga keluarga kami mendapat keadilan seadil-adilnya biar kematian anak saya tidak sia-sia,” ujarnya.

Putu Satria atau Rio (19) meninggal dunia akibat kekerasan yang dilakukan seniornya di STIP Marunda pada Jumat (3/5/2024). Ia memiliki dua adik, di mana salah satunya yang bernama Pradnyaswari (16), siswi SMA 2 Semarapura saat ini mendapat perhatian dari Menhub terkait pendidikannya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement