Jumat 03 May 2024 12:44 WIB

OPM Tanggung Jawab Serang Polsek Homeyo dan Bakar Gedung SD

OPM klaim gedung sekolah dibakar karena jadi markas TNI.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Teguh Firmansyah
Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom
Foto: Dok pribadi
Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA — Organisasi Papua Merdeka (OPM) bertanggung jawab atas serangkaian penyerangan yang dilakukan di Markas Polsek Homeyo, dan pembakaran Gedung Sekolah Dasar (SD) di Kampung Pogapa, di Intan Jaya, Papua Tengah.

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) OPM mengatakan, aksi penyerangan, Selasa (30/4/2024), dan Rabu (1/5/2024) tersebut, juga menyasar kios-kios yang dikuasai oleh personel militer dan kepolisian Indonesia.

Baca Juga

Juru Bicara TPNBP-OPM, Sebby Sambom mengeklaim dalam rangkaian penyerangan di wilayah lain, di Enarotali, Paniai, Rabu (1/5/2024), OPM menewaskan empat anggota TNI-Polri.  Sebby menjelaskan, penyerangan yang dilakukan kelompoknya di Mapolsek Homeyo menewaskan satu warga yang dicurigai sebagai mata-mata pihak TNI-Polri.

“TPNPB Kodap VIII Intan Jaya bertanggung jawab atas aksi penembakan tersebut,” begitu kata Sebby dalam siaran pers yang diteirma Republika di Jakarta, Jumat (3/4/2024).

Kelompok separatis bersenjata itu juga bertanggung jawab atas pembakaran yang dilakukan terhadap bangunan SD Negeri Pogapa, pada Rabu (1/5/2024). 

Sebby mengatakan, kelompoknya membakar infrastruktur pendidikan tersebut, karena para personel TNI-Polri menjadikan kegiatan belajar-mengajar di wilayah itu, sebagai tameng dalam aksi-aksi intelijen terhadap kelompok prokemerdekaan Papua. “Gedung bangunan sekolah dasar itu dibakar karena gedung bangunan sekolah dasar itu digunakan oleh militer Indonesia, dan militer Indonesia juga menjadi guru-guru di sekolah dasar ini,” kata Sebby.
 
Sebby mengatakan, bukan cuma melakukan pembakaran bangunan sekolah. Kata dia, kelompoknya juga melakukan aksi bumi hangus di kawasan perdagangan yang menurutnya dikuasai oleh personel TNI-Polri. “Pasukan Kodap VIII Intan Jaya yang dikomandoi oleh Keny Tipagau dan Aprianus Bagubau, juga membakar rumah-rumah dan kios-kios yang dijadikan tempat berdagang milik anggota TNI-Polri di Pogapa,” kata Sebby.
 
Pada rangkaian aksi penyerangan yang dilakukan oleh TPNPB-OPM di wilayah Enarotali di Paniai, pada Rabu (1/5/2024) juga menyasar konvoi pasukan TNI-Polri. “TPNPB-OPM Kodap VIII Intan Jaya di bawah pimpinan Undius Kogoya juga bertanggung jawab atas tewasnya empat anggota TNI-Polri dalam kejadian baku tembak di Enarotali,” begitu sambung Sebby.
 
Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz AKBP Bayu Suseno kemarin (1/5/2024) mengabarkan, aksi kelompok separatis bersenjata Papua Merdeka yang melakukan penyerangan di wilayah Intan Jaya. Penyerangan pertama terjadi pada Selasa (30/4/2024) di Mapolsek Homeyo.
 
Dalam penyerangan tersebut, baku tembak menewaskan satu warga sipil asal Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel). Penyerangan selanjutnya, pada Rabu (1/5/2024) menyasar bangunan SD Inpres di Kampung Pogapa yang jaraknya sekitar 50-an meter dari Mapolsek Homeyo.
 
AKBP Bayu, pada Kamis (2/5/2024) menyampaikan, TNI-Polri meningkatkan staus keamanan di wilayah tersebut menjadi Siaga-1. “Upaya yang kami lakukan sementara ini, hanya untuk bertahan hidup dulu,” kata dia melalui pesan singkat kepada Republika.
 
Dia menambahkan, para personel bantuan yang diterjunkan, pun masih belum turun lapangan karena terkendala transportasi udara yang rawan serangan. Sementara jenazah korban penyerangan, pun kata AKBP Bayu masih tertahan dan belum dilakukan evakuasi. “Kami masih Siaga-1. Dan KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) masih melakukan penembakan-penembakan,” begitu ujar dia.
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement