REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pascapembakaran Gedung Bagunan Sekolah Dasar (SD) Negeri Inpres Pogapa dan penembakan terhadap Alexsander Parapak (20 tahun), kondisi Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya masih siaga satu. Hal itu terjadi karena Kriminal Bersenjata (KKB) atau OPM masih berada di wilayah Homeyo dan terus melakukan penembakan.
Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz-2024, AKBP Bayu Suseno menyampaikan dengan kondisi masih adanya ancaman penembakan dari kelompok Keni Tipagau dari Kodap VIII Kemabu, pimpinan Undius Kogoya dan Aibon Kogoya itu pihaknya bisa belum berbuat banyak. Bahkan pihaknya juga masih belum dapat mengevakuasi jenazah korban yang tewas tertembak.
“Kami masih siaga satu. Jenazah korban yang MD (meninggal dunia) pun sampai sekarang belum bisa dievakuasi ke Timika karena KKB masih melakukan tembakan-tembakan,” ujar Bayu Suseno saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (2/4/2024).
Selain itu, lanjut Bayu Suseno, pihaknya juga masih belum dapat menyebarkan pasukan tambahan untuk mengatasi serangan dari KKB. Bahkan saat ini yang bisa dilakukan oleh pihaknya hanya untuk bertahan hidup. Sementara itu lokasi pembakaran bangunan SD Negeri Inpres Pogapa tidak jauh dari kantor Polsek Homeyo, hanya berjarak kurang lebih 50 meter.
“Upayanya hanya bertahan hidup dulu. Kami belum bisa deploy pasukan tambahan karena helikopter belum bisa mendarat,” tutur Bayu Suseno.
Sebelumnya, gedung SD Negeri Inpres Pogapa, Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya, Kembali dibakar oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) wilayah Homeyo, pada rabu, 01 Mei 2024, sekitar pukul 08.00 WIT. Namun sebelumnya, KKB telah melakukan penyerangan terhadap Polsek Homeyo dan menembak Alexsander Parapak hingga meninggal dunia.
“Kami sangat mengharapkan dukungan dari masyarakat untuk berperan serta dalam menjaga kamtibmas di wilayah distrik homeyo dari ancaman KKB. Sehingga tercipta kedamaian ditengah-tengah masyarakat,” tegas Bayu Suseno.