Jumat 19 Apr 2024 16:44 WIB

Ditanya Tuntutan Aksi, Massa Tandingan: Enggak Tahu

Aksi di kawasan Patung Kuda sempat ricuh saat massa tandingan datang.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Agus raharjo
Kericuhan terjadi dalam aksi massa yang dilakukan di sekitar Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (19/4/2024). Kericuhan itu terjadi ketika datang massa aksi tandingan ke kawasan Patung Kuda pada Jumat sore.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Kericuhan terjadi dalam aksi massa yang dilakukan di sekitar Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (19/4/2024). Kericuhan itu terjadi ketika datang massa aksi tandingan ke kawasan Patung Kuda pada Jumat sore.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi demonstrasi dilakukan di kawasan Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (19/4/2024). Aksi di kawasan Patung Kuda dilakukan dua kelompok berbeda.

Berdasarkan pantauan Republika.co.id, kelompok pertama datang sejak sebelum shalat Jumat. Bahkan, massa pertama menunaikan shalat Jumat di kawasan Patung Kuda.

Baca Juga

Usai menunaikan sholat Jumat, massa mulai menyampaikan tuntutan aksi mereka. Tuntutan aksi kelompok pertama tak lain meminta Mahkamah Konstitusi (MK) menangani sengketa Pilpres 2024.

Berselang beberapa jam, massa aksi dari kelompok berbeda juga datang ke kawasan Patung Kuda. Massa tandingan itu datang dari arah Jalan Medan Merdeka Selatan. 

Ketika massa tandingan datang, massa dari kelompok pertama sempat terpancing. Bahkan, sempat terjadi aksi saling lempar antara kedua massa yang berbeda itu.

Namun, aparat kepolisian segera melakukan pengamanan. Usai ditenangkan, massa dari dua kelompok berbeda itu kembali menyampaikan tuntutan. 

Massa dari kelompok pertama tetap melakukan aksi di depan Gedung Indosat. Sementara massa tandingan melakukan aksi di seberangnya, atau dekat pintu masuk Monas.

Berbagai spanduk dibentanhkan oleh massa tandingan yang baru datang. Salah satunya adalah spanduk yang berisi tulisan untuk mengawal suara pasangan Prabowo-Gibran.

Republika.co.id mencoba bertanya kepada beberapa peserta aksi dari kelompok tandingan itu. Mayoritas tak tahu tuntutan aksi yang diikutinya.

Salah seroang peserta aksi mengaku hanya diajak untuk ikut. Ia tak tahu pasti tujuan aksi itu dilakukan. "Enggak tahu (tujuannya). Tanya aja ketuanya," kata dia.

Salah seorang peserta aksi lainnya juga mengaku tak tahu tuntutan dalam aksi yang dilakukannya. Ia hanya ikut-ikutan aksi tersebut.  "Kita dari warga, gak tau tuntutannya," kata peserta aksi yang menggunakan jaket seperti almamater kampus itu.

Salah seorang peserta aksi lainnya mengaku ikut aksi karena mengikuti hati nurani. Namun, ia tak tahu tuntutan yang disampaikan oleh kelompoknya. "Hanya ikut-ikutan, tapi kami enggak dibayar. Ini sesuai hati nurani," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement