Ahad 17 Mar 2024 05:44 WIB

BNPB Lakukan Operasi TMC Tanggulangi Banjir di Jateng

Pesawat Cessna dari Lanud Ahmad Yani menyemai bahan natrium klorida (NaCl).

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Erik Purnama Putra
Pilot dan Co-Pilot Smelaksanakan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dengan menggunakan pesawat Cassa C-212 (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Nova Wahyudi
Pilot dan Co-Pilot Smelaksanakan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dengan menggunakan pesawat Cassa C-212 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menggelar operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) mulai Sabtu (16/3/2024) hingga Rabu (20/3/2024), untuk menanggulangi bencana hidrometeorologi basah di Jawa Tengah (Jateng) bagian utara. Operasi TMC dilakukan BNPB, bersama BMKG, BRIN, TNI AU, hingga Pemprov Jateng untuk mengurangi debit hujan.

Dikutip dari siaran pers BNPB pada Ahad (17/3/2024), operasi TMC pertama ini dilakukan sebanyak tiga kali sortie penerbangan. Setiap sortie, tim menyemai bahan natrium klorida (NaCl) sebanyak satu ton menggunakan pesawat Cessna Grand Caravan berlogo BNPB dengan nomor lambung PK-SNG dari Lanud Ahmad Yani Semarang.

Sehingga total bahan semai untuk operasi TMC hari pertama sekitar tiga ton. Adapun sortie pertama dan kedua, pesawat yang dipiloti oleh Kapten Eggy ini mengudara dan menyemaikan bahan NaCl di atas langit perairan utara Jateng pada ketinggian jelajah 8.000-12.000 kaki.

Kemudian sortie ketiga, pesawat melakukan penyemaian di atas langit Kabupaten Tegal, Pemalang, dan Pekalongan di ketinggian jelajah 8.000-12.000 kaki. Kantor Meteorologi Kelas II Ahmad Yani Semarang, merilis, cuaca ekstrem yang ditandai dengan hujan intensitas sedang-lebat dan disertai petir serta angin kencang masih berpotensi terjadi di wilayah Jateng hingga Senin (18/3/2024).

Sebelumnya, cuaca ekstrem yang melanda sejumlah wilayah kabupaten/kota di sepanjang Pantai Utara (Pantura) bagian tengah telah memicu terjadinya rentetan kejadian bencana. Selain banjir dan banjir bandang, beberapa wilayah didera angin kencang dan tanah longsor.

Selain cuaca ekstrem, BMKG juga menyatakan bahwa bencana tersebut turut dipengaruhi adanya gangguan dari atmosfer sejak Rabu (13/3/2024), termasuk dampak tidak langsung dari kemunculan bibit siklon 91S, 94S dan 93P di Samudra Hindia wilayah selatan Indonesia.

Hasil monitoring BPBD Jateng, wilayah yang terdampak bencana hidrometeorologi basah meliputi, Kabupaten dan Pekalongan, Kabupaten Kendal, Kota Semarang, Kabupaten Demak, Kudus, Pati, Jepara, Rembang, dan Grobogan. Banjir meluas hingga menggenangi beberapa wilayah selama beberapa hari terakhir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement