Jumat 15 Mar 2024 17:37 WIB

Pemprov Sumbar Siap Perluas Ekspor Bumbu Rendang ke Berbagai Negara

Bank Indonesia menawarkan tiga solusi untuk menumbuhkan ekonomi Sumbar.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Gubernur Sumatra Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah.
Foto: Dok Dinas Kominfotik Sumbar
Gubernur Sumatra Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gubernur Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar siap memperluas pasar ekspor bumbu rendang dari daerah ini ke berbagai negara.

"Alhamdulillah ekspor bumbu rendang ini sudah berjalan, sekarang tinggal peningkatan ke beberapa negara lain," kata Mahyeldi di Kota Padang, Jumat (15/3/2024), saat menghadiri diseminasi laporan perekonomian provinsi dan penyampaian outlook perekonomian Sumbar.

Selain peran pemerintah daerah melalui dinas terkait, untuk memperluas jangkauan ekspor bumbu rendang ke berbagai negara ketersediaan bahan baku menjadi hal yang penting untuk diperhatikan. Mahyeldi menyakini ekspor bumbu rendang bisa menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang kuat bagi masyarakat di Provinsi Sumbar.

Apalagi, rendang sudah menjadi salah satu kuliner yang dikenal luas. Mahyeldi mengatakan, saat ini, ekspor bumbu rendang baru dikirim ke Eropa dan beberapa negara-negara di Timur Tengah. Rata-rata per bulannya Sumbar mengekspor satu hingga dua ton bumbu rendang.

"Ke depan yang akan kami perkuat itu kuantitas dan jangkauan pasar bumbu rendang," ujar mantan wali kota Padang tersebut.

Pada kesempatan itu, Mahyeldi mengatakan, selain ekspor bumbu rendang, peningkatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta hilirisasi hasil pertanian juga menjadi kunci percepatan pertumbuhan ekonomi daerah.

Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumbar, Endang Kurnia Saputra mengatakan, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Sumbar, lembaganya menawarkan tiga solusi. Pertama, Pemprov Sumbar perlu menguatkan sektor basis yang memiliki interlinkage dengan sektor lainnya.

Misalnya, sektor pertanian dengan bidang yang mendukungnya. "Pertanian tanaman pangan bisa dihilirisasi seperti minyak sawit," kata Endang. Kemudian, BI mendorong pemangku kepentingan untuk melakukan akselerasi investasi produktif.

Artinya, sektor yang produktif seperti pertanian bisa membuat multiplier yang jauh lebih tinggi dari kondisi saat ini. Terakhir, BI menyarankan, Pemprov Sumbar membuat cetak biru transisi yang menjadikan pariwisata sebagai sumber ekonomi baru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement