REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pilot dan kopilot pesawat Batik Air nomor registrasi PK-LUV dengan nomor penerbangan ID-6723 didapati tertidur saat melakukan penerbangan dari Bandara Haluoleo, Kota Kendari menuju Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng pada 25 Januari 2024. Pengamat penerbangan Gerry Soejatman menyoroti kebijakan maskapai hingga kedisiplinan istirahat pilot Batik Air.
"Masalahnya di sini adalah masalah kondisi kerja dan kedisiplinan istirahat pilot," kata Gerry dalam akun X @GerryS dikutip Republika.co.id di Jakarta, Sabtu (9/3/2024).
Baca: Kronologi Lengkap Pilot dan Co-pilot Tertidur, Pesawat ke Jakarta Menuju Garut
Dari sisi penjadwalan, Gerry menyebut, proses terbang pilot tersebut sepertinya tidak ada masalah. Termasuk juga, sambung dia, untuk kebutuhan istirahat saat penerbangan dini hari.
Sementara dari sisi lain, menurut Gery, perlu ditelusuri mengenai corporate attitude berkaitan masalah pilot mengalami kelelahan saat terbang. Gerry menegaskan, masalah tersebut cukup kompleks.
"Apakah jika ada pilot yang minta diganti jadwa terbangnya karena alasan fatigue diberi sanksi atau tidak? Jika diberi, apakah langsung atau berdasarkan trend jejak rekam si pilot?" ucap Gerry.
Baca: Baca: Marsdya Tonny Harjono, Penerbang F-16 dan Sukhoi Kandidat Terkuat KSAU
Dia menilai, perusahaan atau maskapai sudah pasti memiliki kampanye kepedulan mengenai kesehatan atau kesiapan terbang pilot, seperti program 'I am Safe'. Hanya saja, Gerry mempertanyakan program tersebut dijalankan atau tidak di internal Batik Air.
"Apakah perusahaan memberikan paternal leave atau cuti lahiran bagi pilot pria yang istrinya baru melahirkan? Jika tidak ada, sebaiknya diadakan untuk menurunkan risiko terkait pilot fatigue," ucap Gerry.
Sebelumnya, Corporate Communications Strategic of Batik Air, Danang Mandala Prihantoro menjelaskan, Batik Air beroperasi dengan kebijakan istirahat yang memadai sesuai dengan regulasi untuk awak pesawat sebelum melaksanakan tugas penerbangan membawa penumpang.
Baca: Wamenhan Singgung Modernisasi TNI dengan Pembelian Pesawat MRTT Airbus A330
Danang menjelaskan, ketentuan tersebut dirancang khusus untuk memastikan awak pesawat berada dalam kondisi fisik dan mental optimal. Khususnya saat kru penerbangan menjalankan tugas di dalam pesawat.
Dengan kebijakan waktu istirahat yang memadai, sambung dia, Batik Air menekankan kembali pemahaman akan pentingnya memaksimalkan waktu istirahat bagi awak pesawat. Hal itu agar kru dalam kondisi prima sebelum melaksanakan tugas terbang.
"Hal ini merupakan langkah penting dalam upaya selalu mempertahankan standar tertinggi dalam keselamatan penerbangan. Batik Air berkomitmen untuk selalu berkoordinasi dengan regulator, awak pesawat, dan pihak-pihak terkait lainnya dalam meningkatkan standar keselamatan penerbangan," kata Danang dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu.
Pilot dinonaktifkan...