Senin 04 Mar 2024 11:27 WIB

Ribuan Warga Jatim Terserang DBD, Masyarakat Diimbau Galakkan Gerakan PSN

Pj Gubernur Jatim meminta digalakkan kembali Satu Rumah Satu Jumantik

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Siswa Jumantik melakukan pemberantasan jentik di dalam bak mandi SMPN 2 Jombang, Jawa Timur, Jumat (8/2/2019).
Foto: Antara/Syaiful Arif
Siswa Jumantik melakukan pemberantasan jentik di dalam bak mandi SMPN 2 Jombang, Jawa Timur, Jumat (8/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono mengimbau masyarakat menggalakkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) untuk mencegah penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Di puncak musim penghujan, jumlah kasus DBD di Jatim terus mengalami peningkatan.

Berdasarkan data situasi DBD Jawa Timur sejak Januari hingga pekan ketiga Februari 2024, ada 3.638 orang yang terserang DBD. Adhy pun meminta untuk kembali diaktifkannya gerakan Satu Rumah Satu Jumantik, minimal satu pekan sekali.

"Dengan mengaktifkan kembali gerakan PSN ini, harapannya peran serta dan pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan setiap keluarga untuk memberantas DBD bisa ditingkatkan. Perannya bisa dengan melakukan pemeriksaan, pemantauan, pemberantasan jentik nyamuk DBD yang jadi sumber penyebaran utama," kata Adhy, Senin (4/3/2024).

Adhy melanjutkan, kegiatan pemberantasan sarang nyamuk dapat dilakukan masyarakat dengan menjalankan program 3M Plus. Yaitu menguras atau membersihkan bak mandi, vas bunga, tempat minum binatang peliharaan, hingga tatakan dispenser. Kemudian menutup rapat tempat penampungan air.

"Jika tempat penampungan air tidak mungkin dikuras atau ditutup, maka bisa diberikan larvasida," ujar Adhy.

Langkah ketiga adalah menyingkirkan atau memanfaatkan serta mendaur ulang barang bekas seperti ban bekas, botol plastik, dan kaleng bekas. Kemudian yang paling penting adalah menghindari gigitan nyamuk.

Adhy menekankan, upaya pemberantasan DBD tidak bisa dilakukan sendiri, dan harus menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat. Adhy pun mengharapkan agar sosialisasi oleh tenaga kesehatan di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan bisa lebih dioptimalkan.

Kepala Dinas Kesehatan Jatim, dr. Erwin Astha Triyono mengaku, dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit DBD, Pemprov Jatim telah melakukan berbagai upaya. Di antaranya dengan mengeluarkan Surat Edaran Gubernur Jawa Timur tentang Kewaspadaan dan Pengendalian DBD pada 29 November 2023.

Dinkes Jatim juga diakuinya telah membuat surat ke Dinkes kabupaten/ kota tentang Penatalaksanaan DBD dan Kewaspadaan Kasus DBD untuk disampaikan kepada seluruh fasilitas pelayanan kesehatan daerah. Pihaknya juga telah melakukan kegiatan sosialisasi, melaksanakan surveilans kasus DBD di daerah serta persiapan sarana pelayanan kesehatan. 

Erwin berpesan, ketika ada anggota keluarga yang mengalami demam tinggi mendadak dan berlangsung antara 2 hingga 7 hari agar segera memeriksakan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat. "Segera periksakan anggota keluarga yang memiliki gejala DBD. Semakin cepat pertolongan akan semakin baik," ucapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement