REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Eks petinggi Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab (HRS), mengaku kediamannya di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu sempat didatangi empat anggota polisi dari Mabes Polri dan Polda Metro Jaya. Pimpinan polisi yang mendatanginya berpangkat komisaris besar (kombes).
Menurut HRS, kedatangan anggota polisi menjelang waktu pencoblosan pada 14 Februari 2024, berkaitan dengan pemilihan umum (pemilu). Dia pun menyambut baik tamunya tersebut.
"Beberapa hari yang lalu, saya didatangi oleh empat anggota polisi. Dipimpin oleh seorang kombes, mereka yang dua berasal dari Mabes Polri, yang dua lagi dari Polda Metro Jaya," ucap HRS dalam acara istighotsah kubro di Pademangan, Jakarta Utara, yang disiarkan melalui kanal Youtube Islamic Brotherhood Television, dikutip Jumat (9/2/2024).
Menurut HRS, sebelumnya tidak ada polisi yang berani datang ke kediamannya pascatragedi unlawful killing di Km 50, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, pada 2020. Tentunya kedatangannya sebagai tamu, ia menghormati keempat anggota polisi tersebut dengan sambutan yang baik. Pasalnya, mereka pun datang dengan sopan, santun, serta menyampaikan visi-misi kedatangannya.
Dalam kesempatan itu, kata HRS, mereka mengaku memiliki program cooling system untuk Pemilu 2024, termasuk Pilpres 2024. Mereka juga mengaku ditugaskan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk menciptakan cooling system.
Artinya umat tetap sejuk, tetap damai dan Pilpres 2024 tidak terjadi keributan dampak dari memanasnya hiruk pikuk pesta demokrasi tersebut. "Mereka katakan karena ini mau pilpres, suasana politik luar biasa panasnya, setiap hari bisa terjadi benturan di masyarakat," jelas HRS.
Lebih lanjut, kata HRS, sang tamu juga meminta minta dukungan dari habib dan ulama untuk program pemilu damai. HRS pun memuji program Kapolri tersebut. Namun, dia menegaskan, kunci terciptanya Pemilu 2024 yang damai adalah dengan menggelar pencoblosan yang jujur dan adil.
Sehingga program cooling system bakal sia-sia jika pelaksanaan Pemilu 2024 tidak dilakukan secara adil dan jujur. Dia pun berpesan agar aparat netral sehingga pesta demokrasi bisa berlangsung jujur dan adil.
"Saya katakan kepada mereka, sampaikan saja kepada Bapak Kapolri kalau ingin Pemilu damai, maka gelarlah Pemilu yang jujur dan adil. Kalau Pemilunya jujur dan adil, niscaya akan damai. Tapi, kalau kita teriak Pemilu damai, tapi ente curang, kapan mau damai?" tegas HRS.
Terakhir, HRS berpesan dan mengajak umat Islam seluruh Indonesia untuk mendukung TNI-Polri, di dalam menciptakan Ppmilu yang jujur dan adil. Dia menegaskan, jika ada yang mencoba-coba hendak mengacaukan Pemilu 2024, pihaknya siap bantu TNI-Polri mengamankan siapa pun yang ingin berbuat curang pada pemilu 2024 nanti.