REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Pemerintah Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, mengizinkan sebagian pengungsi erupsi Gunung Lewotobi di Kecamatan Wulanggitang untuk pulang ke desanya masing-masing. Hal tersebut setelah keluarnya rekomendasi dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Lewotobi Laki-laki.
“Berdasarkan rekomendasi dari Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Lewotobi Laki-laki Herman Josef para pengungsi yang sudah mengungsi sejak 1 Januari 2024 sudah bisa kembali ke desanya masing-masing,” kata Pj Bupati Doris Alexander Rihi saat dihubungi dari Kupang, Kamis (8/2/2024) malam.
Dia mengatakan, beberapa pengungsi berada di dua titik seperti di Desa Boru dan Desa Konga. Berdasarkan laporan yang diterima sudah kembali ke rumahnya masing-masing setelah adanya rekomendasi dari PPGA.
Namun walaupun sudah ada rekomendasi agar kembali ke desa atau rumah masing-masing, pengungsi dari salah satu desa di Kecamatan Ilebura, yakni Desa Klatanlo masih dilarang kembali karena masih beresiko terjadi erupsi. Desa tersebut jaraknya dekat dengan gunung api itu.
Tak hanya erupsi, ancaman lain seperti awan panas masih bisa mengintai masyarakat di desa tersebut jika mereka tetap nekat kembali ke rumah mereka di Desa Klatanlo. "Sebagian warga (pengungsi) yang dari Desa Nurabelen, Nobo, Dulipali, Boru, Desa Hokeng Jaya, dan Desa Nowokote sudah kembali, yang masih tersisa akan dibantu oleh pemerintah," ujarnya.
Saat ini, ujar dia, titik pengungsian di Desa Konga di Kecamatan Titehena ditutup jika seluruh pengungsi sudah kembali ke rumah mereka masing-masing. Tersisa satu lokasi pengungsian terpusat di Desa Boru.
Kepala Penanganan Kebencanaan Flores Timur, Petrus Pedo Maran mengatakan bahwa masyarakat dari Desa Klatanlo tidak perlu khawatir soal pelayanan dari pemerintah. Menurut dia, pemerintah akan tetap memberikan pelayanan kepada para korban erupsi yang masih mengungsi.
Saat ini berdasarkan data sementara, kata dia, ada sekitar 300 jiwa dan 121 kepala keluarga dari Desa Klatanlo yang mengungsi di lokasi pengungsian terpusat di Desa Boru. “Perlu diketahui bahwa mereka yang sudah kembali ke rumah juga tetap kami berikan edukasi melalui jajaran kecamatan,” ujar dia.