Sabtu 27 Jan 2024 14:38 WIB

Warga Kampung Bayam Bakal Tetap Melawan

Sebanyak 40 KK warga Kampung Bayam akan tetap melawan dan tinggal di samping JIS.

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Bilal Ramadhan
Sejumlah warga Kampung Bayam beraktivitas di tenda hunian darurat di depan pintu masuk JIS. Sebanyak 40 KK warga Kampung Bayam akan tetap melawan dan tinggal di samping JIS.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah warga Kampung Bayam beraktivitas di tenda hunian darurat di depan pintu masuk JIS. Sebanyak 40 KK warga Kampung Bayam akan tetap melawan dan tinggal di samping JIS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga Kampung Bayam yang saat ini menghuni Kampung Susun Bayam (KSB) tak akan gentar untuk memberikan perlawanan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan PT Jakarta Propertindo atau Jakpro. Sekitar 40 kepala keluarga (KK) warga akan tetap tinggal di gedung yang berada di samping Jakarta International Stadium (JIS) itu, meski pemerintah belum memberi restu.

Ketua Kelompok Tani Kampung Bayam Madani Muhammad Furqon mengatakan, saat ini masih ada sekitar 200 orang yang tinggal di lantai dua KSB. Warga tinggal di KSB sejak Maret 2023. Awalnya mereka tidur di pelataran bangunan, tapi akhirnya warga masuk ke sejumlah unit yang berada di lantai dua sejak dua bulan terakhir. 

Baca Juga

"Ya begitulah bang. Karena kan kita sejak 13 Maret (2023) itu kan menunggu kepastian draf yang harus ditandatangani dan sahnya kunci itu diberikan. Sampai sekarang belum," kata Furqon saat dikonfirmasi Republika, Sabtu (27/1/2024).

Ia menilai, solusi dari Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono untuk keluar dari KSB sebagai perampasan hak. Pasalnya, gubernur sebelumnya sudah membuatkan KSB untuk warga Kampung Bayam. Bahkan, warga juga dididik dan diedukasi agar bisa tinggal bersandingan dengan stadion internasional.

Menurut dia, itu dilakukan agar semua warga yang lemah menjadi kuat. Namun, pemerintah saat ini justru kembali melemahkan dengan menggusur hak dan ruang hidup warga.

Furqon juga menyayangkan sikap Heru Budi dan Jakpro yang tak pernah mau berdialog dengan warga secara langsung. "Bahkan, kami tidak pernah melihat mukanya, bertatap muka. Ini hampir dua tahun terjadi," ujar dia.

Ia menegaskan, warga tetap akan mempertahankan haknya meski saat ini warga tak diberikan akses untuk air bersih dan listrik di KSB. Bahkan, apabila Pemprov DKI Jakarta hendak membangun rusun baru untuk warga Kampung Bayam pada 2025. Pasalnya, KSB bukan hanya sebagai tempat tinggal untuk warga Kampung Bayam, melainkan juga tempat mencari penghidupan.

Ihwal adanya pelaporan kepada aparat kepolisian oleh Jakpro terkait dugaan memasuki kawasan KSB tanpa izin, Furqon menyatakan, warga siap melakukan perlawanan. Sebab, ia menilai, yang dilakukan kepada warga Kampung Bayam saat ini merupakan penjajahan. 

"Kami yakin kami harus melawan. Kami akan tunjukkan kaum lemah itu tidak selamanya lemah. Karena posisi kami, karena hak kami di sini, ruang hidup kami yang dirampas," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement