Senin 15 Jan 2024 05:14 WIB
50 Tahun Malari

50 Tahun Malari, Pabrik National Dijaga Warga Cawang dan Thayeb Gobel Dituding Cari Muka

Warga kampung di sekitar pabrik Gobel ikut serta menjaga keamanan pabrik.

Logo Panasonic. Perusahaan teknologi Jepang Panasonic berkongsi dengan PT National Gobel sejak tahun 1970-an.
Foto:

Pada hari lain Gandhi Kaluku menghadap lagi pada Pak Gobel. 

"Bagaimana dengan iklan yang akan dimuat di koran?" tanya Gandhi, "Kenapa?" Pak Gobel balik bertanya. "Jalan terus."

 

la berpikir, ada apa dengan niat baiknya? Pikirnya, itu patut ia lakukan. Menyambut tamu negara tidak ada celanya. 

Mendengar Pak Gobel bicara begitu Gandhi diam, tidak bi-cara lagi. Ia sudah mengerti akan sikap Dirut. Lagi, ia takut diben-tak kalau terus bertanya. Suasana waktu itu tidak santai. 

 

Tanggal 15 Januari 74 terjadi huru-hara (yang kemudian mendapat sebutan "Malari"). Pembakaran di kota terjadi, antara lain gedung Astra yang di Jalan Jenderal Sudirman dirusak orang. (Astra, perusahaan yang juga melakukan joint venture de-ngan Jepang).

 

Pada hari itu Pak Gobel, seperti biasa, subuh sebelum beduk bertalu, sudah berada di pabriknya. Ia merasakan suasana di luar pabrik. Sebab itu, ia berjaga-jaga. Waktu bertemu dengan rekan-rekan penting sekantornya, ia menampakkan diri tenang saja. Memang ia percaya, bahwa pada dirinya, pada perusahaannya, pada kekayaannya, tidak akan ter-jadi apa-apa.

 

"Kita harus berdoa saja," kata Pak Gobel. "Jaga-jaga sih mesti. Tapi, yang penting sembahyang lah. Minta pertolongan-Nya. Suruh mereka (yang dimaksudnya bawahan-bawahannya, penjaga-penjaga keamanan) semua bekerja, berjaga-jaga. Bekerja seperti biasa.” 

 

Pak Gobel memanggil kepala bagian keamanan. Waktu orang itu ada di depannya, Pak Gobel bertanya bagaimana keadaan.

"Baik-baik saja, Pak," jawabnya. 

"Malahan orang kampung di sekeliling kita membantu menjaga."

"Kamu minta?" tanya Pak Gobel.

"Tidak, Pak. Itu inisiatif mereka sendiri."

Pak Gobel merasa gembira. Ia menarik nafas lega, lalu ber-kata, "Ingat pada mereka nanti, yah."

Kepala penjaga keamanan itu mengerti. Ia harus ingat, bahwa nanti ia harus berhubungan dengan atasannya untuk memberi-kan sesuatu kepada mereka yang ikut menjaga pabrik.

 

Kinoshita datang menghubungi Pak Gobel. Ia sudah dengar apa yang terjadi di tengah kota. Pak Gobel mengerti. Lalu ia ber-kata menenangkan, "Tenang saja, tenang. Tak akan terjadi apa-apa dengan kita di sini. Percayalah."

Kinoshita menunjukkan tarikan wajah yang berbeda setelah bicara dengan Pak Gobel. Ia percaya pada apa yang dikatakan Dirut itu.

Ia pun sempat menenangkan para pekerja Jepang yang ada di sana. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement