REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembekalan gabungan perwira TNI-Polri yang dikemas dalam Program Kegiatan Bersama (PKB) Kejuangan diharapkan menjadi bekal bagi para perwira calon pemimpin satuan untuk mencegah dan mengurangi bentrok antara prajurit dan polisi di tingkat bawah.
Publik tentu masih ingat rentetan insiden bentrok antara prajurit TNI dan polisi di beberapa daerah sepanjang 2023-2024. Terbaru, insiden di Pelabuhan Sorong pada 14 April 2024, kemudian insiden di Jayawijaya pada 2 Maret 2024, insiden di Jeneponto pada 27 April 2023, kemudian bentrok antara prajurit dan polisi di Kupang pada 19 April 2023.
Baca: Prabowo Baret Merah dan SBY Baret Hijau Saat Reuni Akabri 1971-1975
Rentetan peristiwa itu, termasuk insiden bentrok antara TNI-Polri pada tahun-tahun sebelumnya. Hal menunjukkan sinergitas dan soliditas TNI dan Polri butuh aksi-aksi yang konkret.
Pasalnya, hubungan harmonis pejabat TNI dan Polri di tingkat pimpinan mulai dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, ternyata tak cukup untuk bisa cepat memadamkan percikan-percikan konflik, yang terkadang muncul akibat perkara-perkara salah paham.
Oleh karena itu, sinergitas dan soliditas antara TNI dan Polri tak cukup sebatas slogan, tetapi juga harus diterjemahkan dalam kegiatan yang dapat menyatukan dua institusi itu secara menyeluruh.
Baca: TNI AL Diperkuat Dua Kapal Perang Baru Buatan Dalam Negeri
Di Markas Komando Sekolah Staf Komando TNI Angkatan Laut (Mako Seskoal), Jakarta, medio pekan ini, 1.000 lebih perwira TNI dan Polri duduk bersama. Mereka menerima pembekalan dari tiga pembicara, yaitu Komandan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan, dan Latihan (Dankodiklat) TNI Laksdya Maman Firmansyah, kemudian Pelaksana Tugas (Plt) Sekjen Kementerian Pertahanan RI Marsdya (Purn) Donny Ermawan Taufanto, dan Kepala Sekolah Staf dan Pimpinan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Kasespim Lemdiklat) Polri Irjen Prof Chryshnanda Dwilaksana.
Dalam pembekalan itu, sinergitas dan soliditas jadi fokus utama tiga pembicara. Kegiatan itu sendiri mengangkat tema 'Sinergitas TNI-Polri Siap Mewujudkan Pertahanan dan Keamanan yang Tangguh untuk Indonesia Maju'.
Komandan Sekolah Staf dan Komando (Dansesko) TNI Marsdya Arif Widianto menjelaskan, pembekalan gabungan itu merupakan salah satu cara memupuk soliditas dan sinergitas kepada para perwira. Apalagi, mereka merupakan calon pimpinan/komandan satuan.
Baca: Korsel Sebut RI Minta Korting Sepertiga Pembayaran Produksi Jet Tempur
Selama pendidikan, peserta sudah diajarkan sinergitas dan soliditas sehingga implementasi di lapangan diharapkan akan terjadi. Sementara itu, Irjen Chryshnanda menjelaskan, pembekalan tersebut merupakan bentuk literasi kepemimpinan untuk para calon pemimpin.
"Kita boleh katakan dalam konteks ini bagaimana (para peserta pembekalan) selalu tercerahkan karena pemimpin ini Sang Pencerah, (mereka) akan menjadi inspirator, bagaimana mereka diharapkan selalu bisa memberdayakan, dan mulai paham keutamaan," kata Chryshnanda yang menyandang titel profesor.
Oleh karena itu, para perwira TNI dan Polri selama pembekalan pun diajarkan untuk mengedepankan dialog dan membina komunikasi yang erat antara satu sama lain. Harapannya, kata dia, saat mereka memimpin satuan, semangat untuk terus solid dan bersinergi pun ditularkan ke jajaran anggotanya.
Baca: Pangkoopsudnas Sebut Drone Jadi Ancaman Operasi Penerbangan
"Kalau tadi dikatakan yang di bawah (rentan bentrok), itu karena tak kenal, tak kenal maka tak sayang. Kita harus selalu dialog karena bangsa yang beradab menyelesaikan konflik secara beradab dengan dialog," kata Chryshnanda.
Prabowo-Jokowi jadi contoh
Dalam acara pembekalan, momen bersatunya Prabowo Subianto, yang saat ini presiden terpilih, dan Presiden RI Joko Widodo pada medio 2019 menjadi sorotan. Plt Sekjen Kemenhan RI Marsdya (Purn) Donny Taufanto alam materi pembekalannya menampilkan foto Prabowo dan Jokowi saat keduanya rekonsiliasi selepas Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
"Saya rasa ini sangat ikonik. Ini kejadian tahun 2019, Bapak Presiden terpilih saat itu, Bapak Presiden Jokowi, mengajak Bapak Prabowo bertemu. Ini baru selesai Pemilu tanggal 12 Juli 2019. Kalau tidak salah, akhir bulan Juni waktu itu diputuskan KPU presiden terpilih Bapak Jokowi. Jadi belum sampai 2 minggu, pertemuan ini terlaksana," kata Donny kepada para perwira.