Jumat 19 Jan 2024 17:25 WIB

Isu Menkeu Sri Mulyani Mundur Sudah Terdengar Sejak Perayaan 50 Tahun Malari

Di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Sri Mulyani sempat mengundurkan diri.

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat ditemui dalam sesi doorstop usai menghadiri pembukaan perdagangan bursa di Gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa (2/1/2024).
Foto: Rahayu Subekti
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat ditemui dalam sesi doorstop usai menghadiri pembukaan perdagangan bursa di Gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa (2/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono jadi sorotan beberapa hari terakhir. Ini terkait pernyataan ekonom senior Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri di beberapa acara dua hari terakhir, yang menyebut ada menteri-menteri di kabinet yang siap mundur. Faisal sempat menyebut nama Sri Mulyani dan Basuki. 

Menkeu Sri Mulyani sudah menjawab isu mundur tersebut. Ia tidak membantah maupun mengiyakan. Wartawan mencegat Sri Mulyani di Istana Negara, Jumat (19/1/2024) siang. Menkeu baru saja kembali dari mengikuti pertemuan World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, sepanjang pekan ini.

Baca Juga

Ketika ditanya pers terkait pernyataan Faisal Basri soal mundur itu, Sri Mulyani menjawab, "Saya bekerja. Saya bekerja. Ok! Makasih!" sambil tersenyum dan masuk ke mobil. Ia tidak menjawab ketika ditanya terkait wacana diajak mundur oleh sejumlah pihak. Termasuk hubungannya dengan Menhan Prabowo Subianto, terkait anggaran Kemenhan.

Isu Menkeu Sri Mulyani meninggalkan kabinet sudah santer beberapa hari sebelum Faisal Basri berbicara di sejumlah media. Pada 15 Januari, di acara peringatan 50 Tahun Malari, yang diinisiasi Hariman Siregar, itu ini sudah terdengar keras.

Malari adalah peristiwa kerusuhan pertama di era Orde Baru, yang dipicu oleh protes dan demonstrasi mahasiswa pada waktu itu. Mahasiswa meminta Presiden Soeharto dan pemerintah untuk menindak korupsi, menegakkan hukum, dan membatasi investasi asing terutama Jepang. Permintaan ini digelorakan di saat Perdana Menteri Jepang Tanaka berkunjung ke Jakarta.

Aksi demonstrasi yang diinisiasi mahasiswa UI, Trisakti, dan lainnya itu berubah menjadi kerusuhan massal. Warga membakar sejumlah pusat perbelanjaan, terutama yang ada hubungan dengan investasi Jepang. Termasuk kantor Astra, importir mobil Toyota ke Indonesia. Korban tewas sebanyak 11 orang, ratusan orang luka. Hariman Siregar dan sejumlah mahasiswa lainnya ditangkap dan dipenjarakan rezim Orba karena dinilai menghasut warga.

 

Pada Senin kemarin, Hariman Siregar mengumpulkan seratusan aktivis di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, pada Senin siang. Di situ dia menggelar tumpengan dan makan siang bersama aktivis, merayakan 50 tahun peristiwa Malari. Acara kemudian diisi oleh pembacaan puisi, diskusi politik, dan pidato politik Hariman Siregar. Republika yang hadir di acara itu mendengar beberapa kali pembawa acara dan sejumlah aktivis menyerukan soal kedatangan Faisal Basri ke lokasi.

"Kita menunggu kedatangan Bang Faisal Basri!" seru pembawa acara.

"Kita tunggu apakah Bang Faisal Basri sukses membujuk Sri Mulyani dan Pak Basuki untuk mundur," teriak salah satu aktivis lainnya dari depan panggung.

"Bagaimana Bang Faisal? Apakah Menkeu siap mundur?" timpal aktivis lainnya.

Saling sahut soal Faisal Basri ini terus memanas selama beberapa menit. Sampai akhirnya Faisal Basri naik ke panggung dan berpidato sebentar. Sayangnya ia tidak mengiyakan soal isu Sri Mulyani itu, meski kembali diminta oleh hadirin. Faisal hanya berpidato soal kebijakan pemerintah yang menurut dia salah dan berbahaya bagi masa depan ekonomi Indonesia.

Dua hari setelah itu, Faisal Basri barulah membuka mulutnya soal isu mundurnya sejumlah menteri, termasuk Menkeu dan MenPUPR di salah satu acara diskusi televisi. Pernyataan serupa ia ulang, meski diperhalus, di acara Kamisan di seberang Istana Negara, Kamis kemarin.

Soal mundur dari kabinet bukan hal yang baru di rekam jejak Sri Mulyani. Ia sempat mundur dan digantikan di masa kabinet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Isu yang dikaitkan dengan Sri Mulyani saat itu adalah bail out Bank Century di samping ada isu lainnya. Sri Mulyani kemudian menjadi direktur Bank Dunia selama beberapa tahun sebelum akhirnya merapat ke kabinet Presiden Jokowi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement