Rabu 08 May 2024 19:18 WIB

Dosen UMM Soroti Kebiasaan Gen Z yang Lebih Sering Gunakan Bahasa Inggris

Peningkatan penggunaan bahasa Inggris ancam keberlangsungan bahasa daerah

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Dosen Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Masyhud menyoroti kebiasaan generasi Z atau Gen Z yang lebih sering menggunakan bahasa Inggris dalam komunikasi sehari-hari.
Foto: Universitas Bina Sarana Informatika
Dosen Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Masyhud menyoroti kebiasaan generasi Z atau Gen Z yang lebih sering menggunakan bahasa Inggris dalam komunikasi sehari-hari.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Dosen Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Masyhud menyoroti kebiasaan generasi Z atau Gen Z yang lebih sering menggunakan bahasa Inggris dalam komunikasi sehari-hari. Bahkan, istilah-istilah bahasa Inggris seperti Laugh Out Loud (LOL) dan For Your Information (FYI), kini telah diadopsi dalam percakapan sehari-hari.

"Ada pergeseran preferensi dalam penggunaan bahasa Inggris saat ini dengan masa lampau. Contohnya, dulu bahasa Inggris masih tekstual dan dipelajari melalui buku-buku pembelajaran. Namun, sekarang apapun yang ada di media sosial, itulah yang diserap," kata Masyhud, Rabu (8/5/2024).

Masyhud mengatakan, perubahan yang terjadi tidak hanya mencakup penggunaan kata-kata, tetapi juga pada pola komunikasi secara keseluruhan. Dimana Gen Z kini lebih memilih bahasa Inggris untuk mengekspresikan dirinya, baik lisan maupun tulisan.

Namun demikian, lanjut Masyhud, tidak sedikit juga dari Gen Z yang menggunakan bahasa Inggris hanya agar terlihat keren di media sosial. Dalam konteks ini, mereka menggunakan bahasa Inggris sebagai simbol identitas digital yang lebih modern dan modis. 

Masyhud berpendapat, masifnya penggunaan bahasa Inggris memberikan dampak positif bagi Gen Z. Karena akan membuka peluang bagi mereka untuk mengakses pekerjaan baru. Seperti menjadi copywriting, content writer dan sebagainya.

Namun, kata dia, saat Gen Z semakin nyaman menggunakan bahasa Inggris, muncul konsekuensi terhadap keberadaan bahasa lokal. Menurutnya, bisa saja bahasa yang semula dianggap asing ini menjadi bahasa kedua bagi Gen Z.

"Peningkatan penggunaan bahasa Inggris dapat mengancam keberlangsungan bahasa daerah, karena pemahaman dan penggunaannya menurun di kalangan generasi muda. Cepat atau lambat akan mempengaruhi punahnya bahasa lokal," ujarnya.

Tetapi, lanjut Masyhud, biar bagaimanapun, adaptasi terhadap bahasa Inggris adalah sebuah keharusan di dunia yang semakin terkoneksi. Menurutnya, Gen Z harus siap berkomunikasi dalam bahasa Inggris, karena tantangan global tidak mengenal batas.

"Dengan demikian, pergeseran dalam penggunaan bahasa menjadi cerminan dari perubahan yang lebih besar dalam cara Gen Z berinteraksi dan beradaptasi dengan dunia yang semakin terhubung melalui media sosial," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement