REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Usaha pembebasan Kapten Philip Mark Marthen dari penyanderaan kelompok separatisme bersenjata di Papua masih menjadi misi prioritas dalam Operasi Damai Cartenz 2024.
Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz AKBP Bayu Suseno mengatakan, sampai saat ini, pasukan gabungan kepolisian dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) masih terus berupaya dapat membebaskan pilot penerbang Susi Air tersebut.
“Kasus penyanderaan Pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Marthens, masih menjadi prioritas dan tantangan yang dihadapi Operasi Damai Cartenz dalam tahun ini,” begitu kata AKBP Bayu dalam siaran pers yang diterima wartawan di Jakarta, Kamis (11/1/2024).
Satgas khusus tersebut berharap Kapten Philip dapat dibebaskan dengan selamat. “Harapannya, untuk dapat menyelesaikan permasalahn tersebut dengan baik pada tahun 2024 ini,” begitu kata AKBP Bayu menambahkan.
Sampai Januari 2024 Kapten Philip masih dalam penyanderaan oleh kelompok separatisme bersenjata di Papua. Sudah hampir setahun sejak Februari 2023 pilot berkebangsaan Selandia Baru itu belum dapat dibebaskan. Penyanderaan tersebut terjadi ketika kelompok separatisme bersenjata yang dimpin oleh Egianus Kogoya itu melakukan penyerangan, dan pembakaran di Lapangan Udara Paro, di Nduga, Papua Pegunungan awal tahun lalu. Diyakini, Kapten Philip masih dalam kondsisi hidup.
Upaya penyelamatan satu pilot asing tersebut, sepanjang tahun lalu, sudah dilakukan. Baik melalui jalur militer berupa penyerangan, maupun via negosiasi dengan melibatkan tokoh-tokoh lokal adat, dan keagamaan di Papua. Akan tetapi misi penyelamatan tersebut, tak kunjung berhasil dengan membebaskan Kapten Philip. Bahkan dari pihak Indonesia mengalami kerugian dengan gugurnya sejumlah prajurit TNI, maupun Polri yang melakukan serangkaian operasi pembebasan. April 2023 lalu, operasi pembebasan Kapten Philip, berujung pada gugurnya enam prajurit di Pos Militer Mugi di Nduga saat kontak senjata dengan kelompok separatisme.
Setelah peristiwa itu, rentetan kontak tembak dengan separatisme dalam usaha pembebasan Kapten Philip, pun berujung pada gugurnya personel-personel keamanan baik dari TNI, maupun Polri. Bahkan usaha melibatkan kalangan sipil dalam upaya membebaskan Kapten Philip, pun berisiko setelah aksi pembunuhan yang dilakukan kelompok Egianus Kogoye terhadap aktivis kemanusian Papua, Michelle Kurisi Doga pada September 2023 lalu. Sementara catatan korban jiwa dari kelompok separatisme tak pernah diketahui berapa jumlahnya.
Sementara Operasi Damai Cartenz diputuskan untuk diperpanjang misinya sampai Desember 2024. Damai Cartenz ini, sebetulnya satgas khusus ‘penertiban’ situasi keamanan di Papua yang dimulai sejak 2022 lalu. Operasi tersebut merupakan lanjutan dari Operasi Nemangkawi 2018. Namun berbeda dengan Satgas Nemangkawi yang mengutamakan operasi penindakan terhadap kelompok-kelompok separatisme bersenjata, Operasi Damai Cartenz mengambil jalur lebih luas melalui pendekatan yang menyeluruh. Mulai dari pencegahan aksi-aksi separatisme, sampai pada penindakan, dan penegakan melalui jalur hukum terhadap aksi-aksi, maupun afiliasi separtisme.
AKBP Bayu mengatakan, Operasi Damai Cartenz 2024 tetap melaksanakan fungsi operasi yang lebih kepada pembinaan masyarakat untuk tak terpapar dengan paham-paham separatisme Papua Merdeka. Operasi Damai Cartenz juga melakukan pendeteksian sebagai pencegahan aksi-aksi separatisme melalui pendekatan hubungan masyarakat Papua yang lebih humanis.
“Namun Operasi Damai Cartenz tetap melakukan tugas penegakan hukum terhadap aksi-aksi dan kelompok-kelompok yang terkait dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB),” begitu kata AKBP Bayu.
Dan Operasi Damai Cartenz 2024 memperluas penegakan hukum tersebut, terhadap afiliasi-afiliasi politik terkait separatisme, yang disebut sebagai Kelompok Kriminal Politik (KKP). “Operasi Damai Cartenz 2024 tetap memiliki fokus utama pada penindakan, dan penegakan hukum terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata dan Kelompok Kriminal Politik,” begitu kata AKBP Bayu. Kata dia, Operasi Damai Cartenz 2024 sudah memprioritaskan sembilan kabupaten di dua provinsi utama di Papua yang menjadi basis operasi upaya menjaga stabilitas kemanan dari gangguan KKB, maupun KKP.
Yaitu di Kabupaten Pegunungan Bintang, Yahukimo, Mimika, Intan Jaya, Dogiyai, Puncak, Nduga, Jayawijaya, dan Jayapura. Sembilan kabupaten tersebut tersebar di Provinsi Papua Tengah, dan Papua Pegunungan. “Dengan perpanjangan Operasi Damai Cartenz 2024 ini, diharapkan situasi keamanan di Papua dapat terus ditingkatkan. Dan penegakan hukum terhadap kelompok-kelompok kriminal bersenjata, dan kelompok-kelompok kriminal politik dapat menciptakan kondisi Papua yang lebih aman dan damai,” begitu kata AKBP Bayu.