Rabu 10 Jan 2024 12:14 WIB

Megawati: Pemilu Bukan Alat untuk Langgengkan Kekuasaan Segala Cara, Ada Moral dan Etika

Megawati mengingatkan bahwa kekuasaan tidak langgeng.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri bersama Ketua Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid dalam rapat koordinasi nasional relawan Ganjar-Mahfud di JIExpo, Jakarta, Senin (27/11/2023) malam.
Foto: Dok.TPN Ganjar-Mahfud
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri bersama Ketua Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid dalam rapat koordinasi nasional relawan Ganjar-Mahfud di JIExpo, Jakarta, Senin (27/11/2023) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri mengatakan bahwa rakyat merupakan pemilik kedaulatan tertinggi dalam pemilihan umum (Pemilu) 2024. Namun, ia melihat adanya upaya kontestasi nasional justru menjadi alat untuk melanggengkan kekuasaan.

Hal tersebut disampaikannya dalam hari ulang tahun (HUT) ke-51 PDIP yang mengusung tema "Satyam Eva Jayate" yang artinya kebenaran pasti menang. Ia menegaskan, moral dan etika harus dijunjung tinggi dalam tahapan Pemilu 2024.

Baca Juga

"Pemilu bukanlah alat elite politik untuk melanggengkan kekuasaan dengan segala cara. Di dalam pemilu, pemilihan umum, ada moral dan etika yang harus dijunjung tinggi," ujar Megawati dalam sambutannya di Sekolah Partai PDIP, Jakarta, Rabu (10/1/2024).

"Kekuasaan itu tidak langgeng loh, yang langgeng itu yang di atas, kekuasaan akan berhenti apapun jabatannya," sambungnya menegaskan.

Ia sendiri melihat kegelisahan rakyat yang mendapatkan intimidasi karena Pemilu 2024. Namun, berbagai elemen masyarakat menggelorakan suaranya yang didasari oleh nurani akar rumput.

Ia menegaskan, TNI, Polri, dan aparatur sipil negara harus menunjukkan sikap netralitasnya pada Pemilu 2024. Jangan sampai rakyat menjadi korban para oknum aparat yang tidak menjalankan kewajibannya dengan benar.

"Emangnya rakyat mau kamu pentungin haaahhh, penjajah boleh kamu tembak, tapi kalau rakyat no, no, no. Ingat loh, ini saya masukkan message saya dan pasti harus tahu siapa yang melakukan hal-hal seperti itu (intimidasi)," ujar Megawati.

"Ini adalah negara merdeka dan berdaulat! Tidak ada sebagian yang merasa berkuasa, kekuasaan itu berada di tangan rakyat," kata Presiden ke-5 Republik Indonesia itu menegaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement