REPUBLIKA.CO.ID, oleh Ronggo Astungkoro
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama kementerian dan lembaga (K/L) terkait melakukan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) dalam upaya mitigasi dan antisipasi dari potensi bencana hidrometeorologi basah pada awal 2024. Langkah itu dilakukan berdasarkan hasil keputusan rapat koordinasi yang telah dilaksanakan pada 21 Desember 2023 yang lalu.
“Pada rapat koordinasi antarlintas kementerian/lembaga (K/L) itu, BMKG memberikan informasi prakiraan cuaca untuk awal tahun 2024, yang berpotensi mengalami curah hujan sedang hingga sangat tinggi di wilayah pulau Jawa dan wilayah lain di Indonesia,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari lewat keterangannya, Selasa (9/1/2024).
Abdul menjelaskan, setelah rapat dilakukan, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati kemudian mengirim surat rekomendasi kepada Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, termasuk seluruh kepala daerah se-pulau Jawa, untuk lekas melakukan antisipasi dan mitigasi bencana. Atas dasar itu, BNPB melalui Kedeputian Bidang Penanganan Darurat BNPB membentuk tim dan segera melaksanakan TMC.
“Arahan Kepala BNPB itu tertuang melalui surat Instruksi Langsung IL Ka. BNPB Nomor: B-646/KA BNPB/PD.0104/12/2023 pada tanggal 31 Desember 2023,” terang dia.
Adapun untuk pelaksanaannya, tim BNPB, BMKG, BRIN, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan TNI AU kemudian membentuk posko utama di Base Ops Pangkalan Udara Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten. Bandara seluas 170 hektar itu dipilih mengingat lokasinya sangat strategis untuk mencakup wilayah Banten, DKI Jakarta, hingga Jawa Barat.
“Selain itu, frekuensi penerbangan di bandara Pondok Cabe juga tidak terlalu padat sehingga dipastikan tidak mengganggu lalu lintas udara,” jelas Abdul.
Operasi TMC yang pertama dilakukan pada Rabu (3/1/2024) lalu dengan dukungan pesawat Cessna 208 Caravan BNPB bernomor lambung PK-SNS. Operasi TMC di hari pertama itu dilakukan sebanyak satu kali sortie selama 2 jam 18 menit dengan menaburkan Natrium Clorida (NaCl) atau garam dapur di atas langit wilayah Kabupaten Bandung bagian barat dan Kabupaten Sukabumi bagian utara.
“Penyemaian ini dilakukan di atas ketinggian 11 ribu kaki dengan menghabiskan bahan semai NaCl sebanyak 1 ton,” ujar Abdul.
Kemudian keesokan harinya, operasi TMC dilakukan sebanyak dua kali sorti. Adapun sorti yang pertama menyisir wilayah Selat Sunda, Laut Jawa hingga di atas langit Kepulauan Seribu. Selanjutnya sorti yang kedua menyasar wilayah Selat Sunda, Banten bagian barat daya hingga utara dan wilayah selatan Kabupaten Pandeglang.
“Kedua sorti dalam operasi TMC itu sama-sama dilakukan di atas ketinggian 11.000 kaki dengan menaburkan bahan semai NaCl masing-masing sebanyak 1 ton,” jelas dia.