Kamis 04 Jan 2024 14:16 WIB

Alasan Megawati Masih Yakin Ganjar-Mahfud Menang Pilpres, Meski Kalah Angka Elektabilitas

Elektabilitas Ganjar-Mahfud saat ini tertinggal dari Prabowo-Gibran.

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri bersama tiga partai politik pengusung Ganjar Pranowo resmi mendeklarasikan Mahfud MD sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres), di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu (18/10/2023).
Foto: Tangkapan Layar
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri bersama tiga partai politik pengusung Ganjar Pranowo resmi mendeklarasikan Mahfud MD sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres), di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu (18/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, Nawir Arsyad Akbar

Deputi Hukum Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis, mengatakan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri optimistis pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2 tersebut dapat memenangi Pilpres 2024 dalam satu putaran. Keyakinan Megawati tersebut disampaikannya saat memberi pengarahan dalam kegiatan bimbingan teknis (bimtek) soal pelaporan dugaan pelanggaran Pemilu 2024 bersama TPN dan Tim Pemenangan Daerah (TPD) di Posko Pemenangan Ganjar-Mahfud, Jakarta, Kamis (4/1/2024).

Baca Juga

"Ini yang dikatakan Ibu Mega. Kalau kita dengarkan denyut nadi di akar rumput, maka Ibu Mega mengatakan dipercaya bahwa kita akan menang satu putaran. Sangat optimistis," kata Todung Mulya Lubis.

 

Todung menambahkan Megawati tidak menampik hasil survei yang menyebut pasangan calon nomor urut 2, Prabowo-Gibran unggul di urutan pertama. Namun demikian, dia mengatakan Megawati meminta seluruh pendukung Ganjar-Mahfud untuk tidak percaya begitu saja pada hasil survei, melainkan lebih mendengarkan suara "akar rumput".

 

 

Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad mengatakan masih terbuka peluang untuk pasangan Ganjar-Mahfud lolos ke putaran kedua pada Pemilihan Presiden 2024. Meskipun, beberapa lembaga survei belakangan merilis elektablitas pasangan Ganjar-Mahfud bersaing ketat dengan Anies-Muhaimin.

"Kalau melihat hasil survei Indikator, sebenarnya suara Ganjar belum rebound. Dari November sampai Desember, suara Ganjar-Mahfud relatif stabil di sekitar 24 persen. Kalau lihat performa debat Ganjar dan Mahfud, idealnya pasangan ini menguat karena mereka cukup baik performanya," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.

DIketahui, berdasarkan hasil survei teranyar Indikator Politik Indonesia yang dirilis akhir Desember 2023, pasangan Ganjar-Mahfud mengantongi elektabilitas hingga 24,5 persen, unggul tipis ketimbang pasangan nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang meraup 21 persen. Dalam survei yang melibatkan 1.217 responden itu, pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka masih dominan dengan tingkat elektabilitas sebesar 46,7 persen. Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan batas galat sebesar 2,9 persen.

Jika berbasis rekam jejak, menurut Saidiman, pasangan Ganjar-Mahfud yang paling unggul. Bahkan, pasangan ini semestinya jauh lebih bisa diterima publik ketimbang Prabowo-Gibran.

"Berbeda dengan 02 yang punya isu seperti jejak pelanggaran HAM dan isu Mahkamah Konstitusi, serta politik dinasti," ujarnya.

 

Saidiman mengusulkan sejumlah langkah untuk mendongkrak elektabilitas. Pertama, Ganjar-Mahfud mesti terus memasifkan kampanye untuk memperkuat citra sebagai calon pemimpin yang paling berpengalaman dan bersih.

Keduanya juga harus bisa membangun persepsi sebagai pasangan yang mampu melanjutkan program-program pemerintahan sekarang.

"Tunjukkan kapabilitas melanjutkan program kebijakan pemerintah sekarang. Ganjar punya modal sebagai gubernur yang berhasil. Mahfud juga punya modal sebagai pejabat bersih dan berintegritas. Informasi ini harus sampai ke publik," katanya.

Selain itu, Ganjar-Mahfud juga harus bekerja keras menjaga basis pemilih di lumbung suara Ganjar-Mahfud di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Usaha ini bakal tidak mudah karena kedua wilayah itu merupakan basis pemilih Jokowi pada Pilpres 2014 dan 2019. Saat ini, Jokowi cenderung menyokong Prabowo-Gibran.

 

photo
Elektabilitas capres cawapres. - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement