Senin 25 Dec 2023 22:35 WIB

BMKG Ingatkan Potensi Bencana Hidrometeorologi di NTT

Puncak musim hujan di NTT diprakirakan terjadi pada Februari 2024.

Warga melintasi banjir yang menggenangi permukiman di Kota Kupang, NTT, Rabu (23/2/2022). Hujan yang mengguyur wilayah tersebut sejak Selasa (22/2) hingga Rabu 23/2) tersebut mengakibatkan tanggul jebol dan sebanyak 84 rumah terendam banjir.
Foto: Antara/Kornelis Kaha
Warga melintasi banjir yang menggenangi permukiman di Kota Kupang, NTT, Rabu (23/2/2022). Hujan yang mengguyur wilayah tersebut sejak Selasa (22/2) hingga Rabu 23/2) tersebut mengakibatkan tanggul jebol dan sebanyak 84 rumah terendam banjir.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan adanya potensi bencana hidrometeorologi pada sebagian wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang telah memasuki musim hujan selama periode Natal 2023 dan Tahun Baru 2024. Waspadai hujan dan angin kencang.

"Waspada potensi hujan disertai petir dan angin kencang yang dapat menyebabkan banjir dan tanah longsor," kata Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Sti Nenotek di Kupang, Senin (25/12/2023).

Baca Juga

Ia menjelaskan sebagian wilayah NTT yang sudah memasuki musim hujan, yakni Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, Nagekeo, Sumba Barat, Sumba Tengah, Sumba Timur, Sabu, Timor Tengah Utara, Belu, dan Malaka.

Berdasarkan prospek cuaca yang berlaku hingga 2 Januari 2024, 12 kabupaten itu diprakirakan mengalami hujan disertai petir dan angin kencang.

BMKG mengimbau pemerintah daerah, sektor terkait dan masyarakat untuk menjadikan informasi peringatan dini yang dikeluarkan BMKG sebagai acuan untuk melakukan aksi dini.

Warga yang tinggal di daerah curam dan terjal atau tebing harus mewaspadai potensi bencana longsor ketika hujan deras. Sedangkan masyarakat yang melakukan aktivitas di luar rumah diimbau memperhatikan kondisi jalanan saat hujan deras dan angin kencang agar terhindar dari potensi bahaya banjir dan pohon tumbang.

Sti menyampaikan puncak musim hujan di NTT diprakirakan terjadi pada Februari 2024. Oleh karena itu, ia merekomendasikan pentingnya penyebarluasan informasi dan edukasi terkait cuaca dan antisipasi bencana saat musim hujan agar masyarakat dapat terhindar dari ancaman bencana alam.

"Tidak hanya banjir, tapi juga pohon tumbang dan sambaran petir," kata dia.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement