REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosiolog dari Universitas Negeri Padang, Erianjoni, menilai maraknya kasus pembunuhan, termasuk di dalam keluarga disebabkan oleh faktor ekonomi. Menurut Erianjoni, pada zaman kemajuan teknologi dan informasi, orang jadi ingin lebih cepat untuk mendapatkan yang ia inginkan.
Padahal, kondisi ekonominya tidak atau belum memungkinkan. Dengan begitu, masalah ekonomi itu berlanjut menjadi tekanan sosial dan akhirnya berubah lagi menjadi persoalan mental.
“Saya rasa persoalan keluarga itu berawal dari masalah ekonomi. Tekan ekonomi terjadi karena adanya tekanan sosial. Dan ketika sudah jadi tekanan mental, orang akan kalap dan tidak lagi berfikir sesuai logika sampai tega membunuh anggota keluarga,” kata Erianjoni, kepada Republika.co.id, Kamis (14/12/2023).
Rekomendasi
-
Menko PMK Dorong Seluruh Pihak Tingkatkan Keselamatan Anak
-
-
Sabtu , 23 Aug 2025, 10:30 WIB
Perlunya Siswa PKL Diikutsertakan Program Jaminan Perlindungan
-
Sabtu , 23 Aug 2025, 09:52 WIB
Sekolah Rakyat dan Harapan Bangsa
-
Sabtu , 23 Aug 2025, 09:24 WIB
Korban Tewas Kebakaran Sumur Minyak di Blora Bertambah Jadi 4 Orang, Api Belum Padam Hingga Kini
-
Sabtu , 23 Aug 2025, 09:14 WIB
Pemerasan Sertifikat K3 Diduga Sejak 2019, KPK Usut Aliran Dana Hingga Era Mekaner Ida Fauziyah
-