REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosiolog dari Universitas Negeri Padang, Erianjoni, menilai maraknya kasus pembunuhan, termasuk di dalam keluarga disebabkan oleh faktor ekonomi. Menurut Erianjoni, pada zaman kemajuan teknologi dan informasi, orang jadi ingin lebih cepat untuk mendapatkan yang ia inginkan.
Padahal, kondisi ekonominya tidak atau belum memungkinkan. Dengan begitu, masalah ekonomi itu berlanjut menjadi tekanan sosial dan akhirnya berubah lagi menjadi persoalan mental.
“Saya rasa persoalan keluarga itu berawal dari masalah ekonomi. Tekan ekonomi terjadi karena adanya tekanan sosial. Dan ketika sudah jadi tekanan mental, orang akan kalap dan tidak lagi berfikir sesuai logika sampai tega membunuh anggota keluarga,” kata Erianjoni, kepada Republika.co.id, Kamis (14/12/2023).
Rekomendasi
-
Jumat , 28 Nov 2025, 19:05 WIB
Prabowo Minta Maaf Baru Bisa Perbaiki 16 Ribu Sekolah pada 2025
-
-
Jumat , 28 Nov 2025, 18:54 WIBMahasiswa SI dan Sains Data UNM Pulang dengan ‘Insight Tajam’ dari BRIN
-
Jumat , 28 Nov 2025, 18:48 WIBAkses Darat di Aceh Banyak yang Terputus Akibat Banjir, Ini Rinciannya
-
Jumat , 28 Nov 2025, 18:46 WIBUNM Ledakkan Talenta AI! Program Pijak-IBM SkillsBuild Jadi Incaran Generasi Digital
-
Jumat , 28 Nov 2025, 18:38 WIBWisudawan UBSI: Belajar Membagi Waktu, Sibuk Bukan Alasan Gagal
-