REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosiolog dari Universitas Negeri Padang, Erianjoni, menilai maraknya kasus pembunuhan, termasuk di dalam keluarga disebabkan oleh faktor ekonomi. Menurut Erianjoni, pada zaman kemajuan teknologi dan informasi, orang jadi ingin lebih cepat untuk mendapatkan yang ia inginkan.
Padahal, kondisi ekonominya tidak atau belum memungkinkan. Dengan begitu, masalah ekonomi itu berlanjut menjadi tekanan sosial dan akhirnya berubah lagi menjadi persoalan mental.
“Saya rasa persoalan keluarga itu berawal dari masalah ekonomi. Tekan ekonomi terjadi karena adanya tekanan sosial. Dan ketika sudah jadi tekanan mental, orang akan kalap dan tidak lagi berfikir sesuai logika sampai tega membunuh anggota keluarga,” kata Erianjoni, kepada Republika.co.id, Kamis (14/12/2023).
Rekomendasi
-
Rabu , 29 Oct 2025, 18:36 WIB
KPK Tetapkan Sekjen Kemenaker Era Menteri Hanif Dakiri Tersangka Pemerasan RPTKA
-
-
Rabu , 29 Oct 2025, 18:32 WIB31/ATLAS Dekati Bumi, Komet Biasa atau Pesawat Alien?
-
Rabu , 29 Oct 2025, 18:22 WIBKomdigi Ingatkan Fotografer di Ruang Publik, Foto Wajah tak Boleh Disebar tanpa Izin
-
Rabu , 29 Oct 2025, 18:17 WIBPetani Minta Presiden Prabowo Benahi Tata Kelola Sawit
-
Rabu , 29 Oct 2025, 18:03 WIBPenindakan Narkoba di Indonesia Lebih Manusiawi dan Dua Zat Adiktif Baru
-