REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosiolog dari Universitas Negeri Padang, Erianjoni, menilai maraknya kasus pembunuhan, termasuk di dalam keluarga disebabkan oleh faktor ekonomi. Menurut Erianjoni, pada zaman kemajuan teknologi dan informasi, orang jadi ingin lebih cepat untuk mendapatkan yang ia inginkan.
Padahal, kondisi ekonominya tidak atau belum memungkinkan. Dengan begitu, masalah ekonomi itu berlanjut menjadi tekanan sosial dan akhirnya berubah lagi menjadi persoalan mental.
“Saya rasa persoalan keluarga itu berawal dari masalah ekonomi. Tekan ekonomi terjadi karena adanya tekanan sosial. Dan ketika sudah jadi tekanan mental, orang akan kalap dan tidak lagi berfikir sesuai logika sampai tega membunuh anggota keluarga,” kata Erianjoni, kepada Republika.co.id, Kamis (14/12/2023).
-
Masyarakat Diimbau Jadikan Motor Alternatif Transportasi Terakhir Mudik
-
-
Rabu , 12 Mar 2025, 11:08 WIB
Universitas Mercu Buana dan FDCH Timor Leste Bersinergi dalam Pengembangan SDM
-
Rabu , 12 Mar 2025, 10:27 WIB
Ini Tawaran Skema THR untuk Driver Ojol dari KSPI
-
Rabu , 12 Mar 2025, 10:04 WIB
Stok Uranium Iran Mendekati Level Bisa untuk Membuat Bom Nuklir, PBB Gelar Rapat
-
Rabu , 12 Mar 2025, 09:45 WIB
Tiga Rangkaian Kereta di Stasiun Tugu Yogyakarta Terbakar
-