REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosiolog dari Universitas Negeri Padang, Erianjoni, menilai maraknya kasus pembunuhan, termasuk di dalam keluarga disebabkan oleh faktor ekonomi. Menurut Erianjoni, pada zaman kemajuan teknologi dan informasi, orang jadi ingin lebih cepat untuk mendapatkan yang ia inginkan.
Padahal, kondisi ekonominya tidak atau belum memungkinkan. Dengan begitu, masalah ekonomi itu berlanjut menjadi tekanan sosial dan akhirnya berubah lagi menjadi persoalan mental.
“Saya rasa persoalan keluarga itu berawal dari masalah ekonomi. Tekan ekonomi terjadi karena adanya tekanan sosial. Dan ketika sudah jadi tekanan mental, orang akan kalap dan tidak lagi berfikir sesuai logika sampai tega membunuh anggota keluarga,” kata Erianjoni, kepada Republika.co.id, Kamis (14/12/2023).
Rekomendasi
-
KDM, Gubernur Pertama Sepakati Data Program Perumahan Nasional
-
-
Kamis , 05 Jun 2025, 01:00 WIB
Ibas Apresiasi Peran Aktif TNI Kawal Program Makan Bergizi Gratis
-
Kamis , 05 Jun 2025, 00:24 WIB
Ditanya Soal Mundur, Erick Thohir Jawab: Orang Lagi Enak-Enaknya
-
Rabu , 04 Jun 2025, 23:47 WIB
KPK Sita Uang Rp 1,9 Miliar dari Salah Satu Tersangka Kasus di Kemenaker
-
Rabu , 04 Jun 2025, 23:37 WIB
Pengusutan Kasus Chromebook Rp 9,9 Triliun, Tiga Stafsus Nadiem Mangkir dari Pemeriksaan
-