REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosiolog dari Universitas Negeri Padang, Erianjoni, menilai maraknya kasus pembunuhan, termasuk di dalam keluarga disebabkan oleh faktor ekonomi. Menurut Erianjoni, pada zaman kemajuan teknologi dan informasi, orang jadi ingin lebih cepat untuk mendapatkan yang ia inginkan.
Padahal, kondisi ekonominya tidak atau belum memungkinkan. Dengan begitu, masalah ekonomi itu berlanjut menjadi tekanan sosial dan akhirnya berubah lagi menjadi persoalan mental.
“Saya rasa persoalan keluarga itu berawal dari masalah ekonomi. Tekan ekonomi terjadi karena adanya tekanan sosial. Dan ketika sudah jadi tekanan mental, orang akan kalap dan tidak lagi berfikir sesuai logika sampai tega membunuh anggota keluarga,” kata Erianjoni, kepada Republika.co.id, Kamis (14/12/2023).
Rekomendasi
-
Tengkorak Ditemukan di Plafon Rumah Jaktim, Polisi Lakukan Penyelidikan
-
-
Sabtu , 10 May 2025, 11:03 WIB
Pakistan Gagalkan Serangan Rudal India, Wilayah Udara untuk Semua Penerbangan Ditutup
-
Sabtu , 10 May 2025, 10:23 WIB
Indonesia Emas dengan Pendidikan, Mendidasmen: Wajib Belajar 13 Tahun
-
Sabtu , 10 May 2025, 09:25 WIB
Makin Panas! Pakistan Balas India, Gudang Rudal Jadi Sasaran
-
Sabtu , 10 May 2025, 09:09 WIB
Dukung Siaga Tuberkulosis, Wamendagri Ribka: Sisir dari Sabang Sampai Merauke
-