REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosiolog dari Universitas Negeri Padang, Erianjoni, menilai maraknya kasus pembunuhan, termasuk di dalam keluarga disebabkan oleh faktor ekonomi. Menurut Erianjoni, pada zaman kemajuan teknologi dan informasi, orang jadi ingin lebih cepat untuk mendapatkan yang ia inginkan.
Padahal, kondisi ekonominya tidak atau belum memungkinkan. Dengan begitu, masalah ekonomi itu berlanjut menjadi tekanan sosial dan akhirnya berubah lagi menjadi persoalan mental.
“Saya rasa persoalan keluarga itu berawal dari masalah ekonomi. Tekan ekonomi terjadi karena adanya tekanan sosial. Dan ketika sudah jadi tekanan mental, orang akan kalap dan tidak lagi berfikir sesuai logika sampai tega membunuh anggota keluarga,” kata Erianjoni, kepada Republika.co.id, Kamis (14/12/2023).
Rekomendasi
-
Alasan Pemprov Jakarta Buka Rute Transjabodetabek Bekasi-Dukuh Atas via Tol Becakayu
-
-
Kamis , 03 Jul 2025, 13:04 WIB
IRGC: Perang Selanjutnya dengan Israel akan Lebih 'Menghancurkan'
-
Kamis , 03 Jul 2025, 12:56 WIB
KPK Tetapkan Mantan Sekjen MPR Jadi Tersangka Gratifikasi Pengadaan Barang dan Jasa
-
Kamis , 03 Jul 2025, 12:41 WIB
Jakarta tak Lagi Jadi Kota Termacet di Indonesia, Pramono: Sekarang Nomor Satu Bandung
-
Kamis , 03 Jul 2025, 12:40 WIB
Berkas Tuntutan Hasto Capai 1.300 Halaman, KPK: Bukan Balas Dendam
-