Sabtu 09 Dec 2023 14:19 WIB

11 Pasien Cacar Monyet di Jakbar Sudah Sembuh, Diminta tak Kontak Seks Sejenis

Sebanyak 11 pasien cacar monyet di Jakbar sudah sembuh diminta tak seks sejenis.

 Seorang pasien sakit cacar monyet. Sebanyak 11 pasien cacar monyet di Jakbar sudah sembuh diminta tak seks sejenis.
Foto: AP Photo/Martin Mejia
Seorang pasien sakit cacar monyet. Sebanyak 11 pasien cacar monyet di Jakbar sudah sembuh diminta tak seks sejenis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Barat menyebutkan bahwa sebanyak 11 pasien cacar monyet di wilayah setempat dinyatakan sembuh.

Sembuhnya 11 pasien tersebut menjadikan Jakbar tanpa kasus cacar monyet terlapor untuk sementara waktu, setelah sebelumnya pada Selasa (5/12) tercatat tujuh dari 11 pasien cacar monyet yang sembuh.

"Pasien 11, semua sudah sembuh," ungkap Kasudin Kesehatan Jakbar, Erizon Safari melalui pesan singkat di Jakarta pada Sabtu.

Erizon mengatakan bahwa vaksinasi tetap dilakukan, namun tidak dalam jumlah yang besar karena hampir semua masyarakat yang melakukan kontak erat dengan pasien sudah divaksin serta tidak ada lagi penyakit baru.

"Sudah enggak banyak lagi (vaksinasi). Sudah enggak ada kasus baru juga," ucap Erizon.

Kemudian, Erizon juga menyampaikan bahwa penularan penyakit 11 pasien cacar monyet di Jakbar berasal dari transmisi lokal. "Lokal (penularan penyakit)," kata Erizon.

Lebih lanjut, Erizon mengatakan bahwa cara penularan penyakit melalui kontak fisik. "Kemungkinan (melalui) kontak langsung. Bisa jadi (melalui hubungan sesama jenis) atau kontak fisik lainnya," pungkas Erizon.

Adapun 11 pasien cacar monyet yang telah sembuh tersebut adalah laki-laki. "Iya, semua laki-laki," kata Erizon.

Mengenai langkah pencegahan, Erizon tetap mendorong masyarakat untuk menerapkan 'Pola Hidup Bersih dan Sehat' (PHBS). "Pencegahan yang bisa kita lakukan adalah PHBS. Dari dulu gitu cara kita menghadapi penyakit-penyakit menular kayak gini, cuci tangan, menghindari kontak orang sakit gitu," kata Erizon.

Sementara itu, kata Erizon, untuk warga yang melakukan kontak langsung dengan pasien, ia mengajukan untuk melakukan vaksinasi ke puskesmas terdekat. "Ya kalau untuk orang-orang yang potensial berisiko, yang kontak langsung, dianjurkan untuk vaksinasi," ungkap Erizon.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement