Senin 22 Sep 2025 17:11 WIB

Kemenkes Klarifikasi Dugaan Santri Terinfeksi Cacar Monyet di Riau: Dua Kasus Masih Suspek

Hingga saat ini belum ada kasus konfirmasi cacar monyet di Indonesia.

Rep: Muhammad Noor Alfian Choir/ Red: Mas Alamil Huda
Kasus Monkeypox/cacar monyet (foto: ilustrasi). Kemenkes menegaskan hingga saat ini belum ada kasus konfirmasi cacar monyet (Mpox) di Indonesia.
Foto: Freepik
Kasus Monkeypox/cacar monyet (foto: ilustrasi). Kemenkes menegaskan hingga saat ini belum ada kasus konfirmasi cacar monyet (Mpox) di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan hingga saat ini belum ada kasus konfirmasi cacar monyet (Mpox) di Indonesia. Hal tersebut sekaligus sebagai klarifikasi menyusul adanya seorang santri di Riau yang meninggal diduga akibat terinfeksi cacar monyet.

“Khusus untuk Riau dan Kepulauan Meranti, hingga saat ini belum pernah ada pelaporan kasus konfirmasi Mpox. Kasus yang diduga terjadi adalah dua kasus suspek, yakni BS (13 tahun) dan Zu (17),” kata Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muhawarman, saat dihubungi Republika, Senin (22/9/2025).

Baca Juga

Aji menegaskan, penanganan kedua kasus tetap dilakukan sesuai standar, termasuk koordinasi dengan dinas kesehatan setempat, penyelidikan epidemiologi, serta pengiriman spesimen ke Balai Besar Laboratorium Biologi Kesehatan. “Saat ini masih menunggu hasil pemeriksaan,” katanya.

Sebelumnya, satu dari empat santri di salah satu pesantren di Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau yang diduga tertular cacar monyet dinyatakan meninggal dunia. Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Meranti, Ade Suhartian, menyampaikan korban meninggal pada Jumat (19/9/2025) usai menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah Meranti.

Korban merupakan satu dari dua pasien dengan gejala serupa seperti cacar monyet. Sedangkan dua lainnya masih dalam pemantauan dan berstatus dugaan.

“Gejala yang muncul memang mengarah ke 'monkeypox' seperti ruam di kulit dan pembengkakan kelenjar getah bening. Tapi untuk kepastiannya, kami masih menunggu hasil laboratorium dari Pekanbaru,” kata Ade di Selatpanjang, Ahad (21/9/2025).

Ia menambahkan, satu pasien lainnya dalam kondisi membaik sejak Kamis (18/9/2025). Dinkes pun telah melakukan penyelidikan epidemiologi dan penelusuran kontak erat dan hasil sementara menunjukkan tidak ada penambahan kasus baru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement