Terakhir, bentuk kegiatan operasi intelijen asing di Indonesia antara lain memberikan bantuan dana secara klandestin terhadap koalisi capres-cawapres tertentu dan kelompok masyarakat sipil untuk melakukan framing atas nama demokrasi; melakukan penetrasi terhadap sistem teknologi informasi milik Komisi Pemilihan Umum (KPU); melakukan pemberitaan di media internasional untuk dijadikan bahan propaganda di Indonesia; dan melakukan aksi sabotase dalam berbagai bentuk.
Adapun dalam rapat kerja, Aboe yang juga adalah Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mempertanyakan dugaan bentuk kegiatan operasi intelijen asing untuk membiayai capres tertentu. Ia mengacu pada dokumen yang diberikan oleh Polri dalam forum tersebut.
"Disampaikan adanya bentuk kegiatan operasi intelijen asing di Indonesia antara lain memberikan bantuan dana secara klandestin terhadap koalisi bacapres dan bacawapres tertentu, tolong digarisbawahi ini," ujar Aboe.
"Mohon dijelaskan ini sebuah ungkapan fakta bahwa ada capres dan cawapres yang didanai oleh asing? Ataukah semua analisa dari Polri mengenai adanya potensi pendanaan asing ada nggak? Tolong diberikan penjelasan dalam hal ini," sambungnya.