REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) bersama perguruan tinggi dan lembaga lainnya mengambil peran dalam Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Kolaborasi wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia, di Jagoi Babang. Kegiatan yang bertajuk "Melejitkan Potensi Masyarakat Wilayah Perbatasan Melalui Border Branding", diselenggarakan pada 17 Mei 2024 di Sentra Industri Kecil Menengah (IKM) Ton Sowa, Desa Sekida Kabupaten Bengkayang.
Wanty Eka Jayanti selaku perwakilan dari Universitas BSI Pontianak mengaku merasa terhormat dapat berpartisipasi dalam PKM Kolaborasi ini, serta memberikan kontribusi yang signifikan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah perbatasan.
"Dengan mengadakan transfer ilmu dan memberikan pendampingan yang intensif, harapan kami adalah agar masyarakat Desa Sekida dapat mengembangkan usaha dan produk lokal mereka dengan lebih baik, sehingga potensi ekonomi di wilayah tersebut dapat semakin berkembang," ujar Wanty dalam keterangan rilis, Sabtu (25/5/2024).
PKM Kolaborasi ini juga melibatkan Universitas Tanjungpura, Universitas Panca Bhakti, Universitas Widya Dharma, IBE Pontianak, Sekolah Tinggi Agama Katolik Negeri Pontianak, Universitas Muhammadiyah Pontianak, serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bengkayang.
Melalui kegiatan ini, para pemateri dari berbagai institusi tersebut memberikan pendampingan dan pelatihan kepada masyarakat Desa Sekida tentang strategi branding dan pemasaran produk lokal. Tujuannya adalah untuk meningkatkan daya saing produk-produk unggulan daerah di wilayah perbatasan, sehingga dapat lebih dikenal luas dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
"Selain itu, kami juga memberikan materi dan workshop tentang bagaimana mengidentifikasi potensi produk unggulan daerah, menyusun strategi branding yang efektif, serta memanfaatkan media digital untuk memasarkan produk-produk tersebut. Mereka juga memberikan arahan tentang pentingnya menjaga kualitas dan keunikan produk untuk dapat bersaing di pasar global," katanya.
Salah satu peserta, Fitri seorang pengelola hasil pengrajin kerajinan tangan dengan penuh antusiasme mengungkapkan kegembiraannya terhadap kegiatan ini. "Kami sangat bersemangat untuk memperdalam pengetahuan kami tentang strategi pemasaran produk ke wilayah yang lebih luas. Selama ini, kami hanya mengandalkan penjualan di sekitar desa, namun sekarang kami berambisi agar produk-produk kami dapat diakui dan diterima di luar wilayah perbatasan," ungkap Fitri.
Kegiatan ini juga mendukung visi pemerintah dalam mengembangkan wilayah perbatasan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru. Dengan meningkatkan kualitas dan daya saing produk lokal, diharapkan masyarakat di wilayah perbatasan dapat lebih sejahtera dan mampu berkontribusi dalam pembangunan nasional.