REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin mengingatkan potensi terjadinya dinamika pada Pemilu 2024. Ia juga mengingatkan dinamika akan berdampak pada meningkatnya terperatur politik.
"Pemilu 2024 sudah di depan mata. Secara alamiah, menjelang kontestasi pemilu, temperatur politik akan menghangat," ujar Kiai Ma'ruf saat membuka Habibie Democracy Forum Tahun 2023 di Le Meridien Hotel, Jakarta, Rabu (15/11/2023).
Namun, menurutnya, dinamika demokrasi masih berada di tahap sewajarnya sepanjang masih dalam koridor hukum. Karena itu, perbedaan preferensi politik harusnya disikapi secara matang dan dewasa.
"Sebagai dinamika demokrasi dan masih dalam koridor hukum, tentunya hal ini baik baik saja sah-sah saja. Perbedaan preferensi politik menjadi hal yang wajar yang harus disikapi secara matang dan dewasa," ujarnya.
Dia juga berpendapat agar tiga isu krusial dalam Pemilu 2024 yang mesti dihindari agar tidak menghambat proses peningkatan kualitas dan pendewasaan demokrasi di Indonesia.
"Pertama, penyebaran hoaks, ujaran kebencian, dan disinformasi seputar pemilu. Lalu, politik identitas, serta politik uang," ujarnya.
Untuk itu, Kiai Ma'ruf mengajak seluruh pihak untuk menyukseskan Pemilu 2024. Ia juga berharap tingkat partisipasi pemilih pada 2024 akan meningkat dari Pemilu 2019 yang menyentuh angka 81,93 persen.
Dia juga menilai penyelenggaraan Habibie Democracy Forum sebagai wadah yang memfasilitasi diskusi dan senantiasa berupaya memperkuat nilai, institusi, dan praktik demokrasi di Indonesia.
"Saya berharap, Pemilu 2024 nanti berjalan lancar sehingga tingkat partisipasi pemilih akan meningkat. Mari ciptakan tahun 2024 sebagai momentum untuk membangun lanskap politik dan demokrasi lebih baik demi kemajuan bangsa di masa depan," katanya.