Senin 13 Nov 2023 07:09 WIB

Pemkab Bogor akan Panggil RSUD Leuwiliang Terkait ‘Ambulans Disembunyikan’

Pemkab Bogor akan mengklarifikasi terlebih dahulu bagaimana duduk perkara sebenarnya.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Gita Amanda
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Foto: Dok Pemkab Bogor
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor akan memanggil Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Leuwiliang, terkait viralnya masalah ambulans disembunyikan di rumah sakit. Pemkab Bogor akan melakukan evaluasi pascakejadian tersebut.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor, Burhanuddin, mengatakan Pemkab Bogor akan mengklarifikasi terlebih dahulu bagaimana duduk perkara sebenarnya, dari kejadian viral itu. Baru akan dilakukan evaluasi untuk perbaikan.

Baca Juga

“Evaluasi (pemanggilan), Dinkes, RS nanti (ditanya), sebetulnya masalahnya dimana. Pokoknya gini, sekecil apapun kalo itu untuk kebaikan akan kita evaluasi,” kata Burhanuddin, Ahad (12/11/2023) lalu.

Di samping itu, menurutnya peristiwa ini bisa terjadi karena tidak ada juru bicara yang bisa mewakili instansi, untuk menyampaikan kejadian sebenarnya. Burhanuddin mengaku akan menajamkan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), baik di dinas-dinas maupun di rumah sakit.

"Jangan sampai direktur atau kepala dinasnya tidak ada, yang lain yang dijadikan juru bicara itu bisa handle, mana yang kaitan dengan kebijakan, mana yang terkait dengan teknis operasional, mana yang berkaitan dengan teknis administratif,” ujarnya.

Burhanuddin pun berjanji akan meningkatkan SPIP di jajaran Pemkab Bogor. Sehingga bisa berkomunikasi dengan awak media, seperti public relation (PR) atau humas yang tentu berkaitan dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo).

“Intinya SPIP akan kita tingkatkan, termasuk petugas itu komunikasi petugas dengan wartawan itu supaya tidak noisy, saya lihat dari situ yang perlu ditajamkan,” kata Burhanuddin. 

Menurut Burhanuddin, fungsi humas itu sendiri harus tepat. Mana yang bisa bicara di level kebijakan, operasional dan administratif itu harus dipahami. “Jangan sampai misalkan ada staf biasa ngomong kebijakan, tapi kalo PR seperti jubir kepresidenan itu dia paham dia untuk menjelaskan,” ucapnya.

Sebelumnya, diberitakan video cekcok antara keluarga pasien dan pihak RSUD Leuwiliang gara-gara dugaan ambulans disembunyilan, viral di media sosial. Dalam narasi yang dibuat oleh akun X @bogorfess_, disebutkan bahwa ada pasien koma yang membutuhkan ambulans, namun mobil ambulans diduga disembunyikan di gudang RSUD Leuwiliang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement