Jumat 03 Nov 2023 12:58 WIB

Pasar dan Kehidupan Perekonomian Masyarakat Bengkulu di Masa Hindia-Belanda

Pada sejarah Bengkulu, kata 'pasar' juga dapat dimaknai sebagai lokasi tempat tinggal

Pasar suku di wilayah suku Rejang, bengkulu, tahun 1941
Foto: KITLV
Pasar suku di wilayah suku Rejang, bengkulu, tahun 1941

Oleh: Yuda Benharry Tangkilisan, Didik Pradjoko, Eva Riana, Asep Abdurahman Hidayah, Shiva Alsyabani, Aulia Syaharani, Aktivis Pengabdian Masyarakat FIB UI 2023.

Pendahuluan

Bengkulu merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang dikenal akan keindahan dan kekayaan alamnya. Menurut data statistik yang termuat dalam laman Wisata Bengkulu, tercatat sebanyak 16.602 orang mengunjungi wisata Alam dan 90.069 orang mengunjungi wisata Buatan di Bengkulu pada 2021.

Data tersebut menunjukan bahwa saat ini Bengkulu masih menjadi salah satu wilayah yang ramai dikunjungi oleh para pelancong.

Ramainya kedatangan para pelancong di Provinsi Bengkulu nyatanya sudah mulai dirasakan sejak masa pemerintahan kolonial Hindia-Belanda. Letak wilayah ini yang berada di semenanjung barat Sumatera mendorong tingginya kontak dengan wilayah luar.

Pada masa ini, Bengkulu termasuk ke dalam salah satu wilayah administrasi pemerintah yaitu Afdeeling Benkoelen. Kemudian, wilayah administratif ini dibagi ke dalam sembilan wilayah onderafdeeling, meliputi Bengkoelen, Sĕloema, Manna, Kauer, Kroë, Lĕbong, Lais, Rĕdjang, dan Mokko Mokko.

Penduduk Bengkulu terkonsentrasi dalam dua jenis topografi yang berbeda. Hal ini tentu berpengaruh terhadap pola-pola kehidupan yang dikembangkan. Pertama, penduduk yang menetap di bagian Barat, berbatasan langsung dengan Samudera Hindia, pada umumnya mengembangkan pola kehidupan masyarakat pesisir.

Oleh karena itu, sebagian besar dari mereka bermata pencaharian sebagai nelayan, pedagang, dan sebagian kecil menjadi petani. Di sisi lain, penduduk yang menetap di bagian Timur, berada pada jajaran bukit barisan dan pegunungan, mengembangkan pola kehidupan masyarakat dataran rendah atau tinggi.

Dengan demikian, mata pencaharian yang mereka jalani adalah bertani, berkebun, dan tak sedikit pula yang juga berternak.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement