REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU---Ratusan pengangkat batubara di Kualo Pantai Pasar Kota Bengkulu masih takut bekerja pascagempa berkekuatan 8,5 skala Richter yang mengguncang Aceh pada Rabu (11/4) pukul 15.48 WIB juga dirasakan getarannya oleh warga Bengkulu.
"Kemarin warga yang bekerja mengangkat batubara di Kualo ini mencapai 300 orang namun hari ini hanya sekitar 100 orang karena banyak yang masih takut untuk beraktivitas," kata salah seorang penambang batubara di Kualo Kecamatan Muara Bangkahulu Kota Bengkulu, Busman Irawan.
Warga yang bermukim di Desa Talangboseng Pondokkelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah itu mengatakan, para penambang batubara tersebut lebih memilih untuk berdiam dulu di rumah sambil menjaga keluarga mereka karena masih khawatir dengan isu gempa yang melanda daerah itu. "Jika mereka banyak yang masih takut bekerja sedangkan saya tidak karena harus memenuhi kebutuhan rumah tangga," katanya.
Ia menceritakan, pada saat terjadi gempa pada Rabu(11/4) dia baru saja selesai menambang dan sedang beristirahat.
Usai gempa dia melihat keadaan air sungai yang berbatasan dengan laut jauh lebih tenang dari biasanya. "Tidak ada kekhawatiran sedikit pun waktu terjadi gempa kemarin karena gempa memang sering terjadi, namun kami tetap waspada," katanya.
Busman yang telah bekerja sebagai penambang batubara di Kualo Pantai pasar Bengkulu tersebut menjelaskan batubara yang telah dikumpulkannya tersebut akan dijual dengan harga bervariasi dari termurah Rp12 ribu isi 8 kg berbentuk serbuk, Rp 15 ribu hingga Rp 17 ribu dengan ukuran bervariasi dan termahal Rp 20 ribu per karung.