Jumat 03 Nov 2023 12:58 WIB

Pasar dan Kehidupan Perekonomian Masyarakat Bengkulu di Masa Hindia-Belanda

Pada sejarah Bengkulu, kata 'pasar' juga dapat dimaknai sebagai lokasi tempat tinggal

Pasar suku di wilayah suku Rejang, bengkulu, tahun 1941
Foto:

Kehidupan Perekonomian Masyarakat Bengkulu

Selain dibedakan berdasarkan konsentrasi wilayah pemukimannya, karakteristik kehidupan perekonomian masyarakat Bengkulu juga difaktori oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kondisi alam.

Misalnya, kesuburan tanah yang dimiliki oleh daerah Rejang Lebong dan Kemumu mendorong mereka untuk tidak hanya mengembangkan aktivitas pertanian tetapi juga perkebunan, seperti karet, tembakau, dan kopi. Berkat kondisi alam tersebut, masyarakat daerah ini dikenal akan kemakmurannya.  

Berbeda dengan kedua daerah di atas, masyarakat wilayah pesisir menunjukan kehidupan yang kurang makmur. Hal tersebut disebabkan oleh kondisi tanahnya yang tidak subur sehingga menghambat mereka untuk menghasilkan komoditas pertanian.

Oleh karena itu, sebagian besar masyarakat pesisir bermata pencaharian sebagai nelayan. Mereka menangkap ikan di laut, di sungai, di danau, dan di tebat. Kemudian, hasil tangkapan tersebut akan mereka pasarkan hingga ke luar kota maupun kabupaten.

Kemudian, faktor lain yang membentuk corak kehidupan perekonomian masyarakat bengkulu adalah tradisi turun temurun. Misalnya,  masyarakat di daerah selatan Bengkulu hingga daerah Pasemah meneruskan tradisi menanam pala, lada putih, dan cengkeh.

Tradisi berkebun yang dijalankan secara turun temurun inilah yang membuat mereka menjadi masyarakat yang makmur. Bahkan, di dalam buku "Sejarah kebangkitan nasional daerah Bengkulu" disebutkan bahwa mereka dapat membangun rumah yang megah dengan berbagai perabotannya serta memiliki kemampuan untuk menjalankan ibadah haji.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement