Jumat 03 Nov 2023 12:58 WIB

Pasar dan Kehidupan Perekonomian Masyarakat Bengkulu di Masa Hindia-Belanda

Pada sejarah Bengkulu, kata 'pasar' juga dapat dimaknai sebagai lokasi tempat tinggal

Pasar suku di wilayah suku Rejang, bengkulu, tahun 1941
Foto:

Pasar-Pasar di Bengkulu

Salah satu aspek terpenting dalam kehidupan perekonomian masyarakat Bengkulu adalah keberadaan pasar-pasar di wilayah pesisir. Pada masa itu, makna pasar dalam konteks ini berbeda dengan makna pasar yang saat ini berkembang di masyarakat.

Perbedaan tersebut berada pada peran pasar sebagai collecting centre atau pusat pengumpulan komoditas yang diperoleh dari desa-desa di Bengkulu. Dengan demikian, pasar menjadi sebuah tempat jual-beli dari beberapa komoditas, seperti lada, cengkeh, dan kayu manis.

Ramainya situasi perdagangan mendorong pemimpin lokal Bengkulu untuk menetapkan peraturan khusus terkait pengelolaan pasar. Salah satu peraturan tersebut adalah penetapan di setiap pasar.

Penghulu-penghulu ini berperan sebagai seorang kepala pasar. Pada masa pemerintahan Pangeran Mangku Raja, terdapat empat orang Menteri yang diangkat sebagai penghulu di Bangkahoeloe.

Kemudian, keempat penghulu ini diberikan gelar Datuk. Setiap bulannya, seorang Datuk akan memperoleh gaji sebesar f.8,- (delapan rupiah). Gaji tersebut diperoleh dari pajak daging kerbau yang diterapkan.

Dalam sejarah Bengkulu, kata 'pasar' juga dapat dimaknai sebagai suatu lokasi tempat tinggal masyarakat pribumi. Sedangkan, lokasi tempat tinggal masyarakat pendatang disebut sebagai 'kampung'. 

Dengan demikian, kata 'pasar' memiliki makna yang serupa dengan kata 'desa'.  Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, Bengkulu dibagi ke dalam empat wilayah pasar, yakni wilayah I, II, III, dan IV. 

Setiap pasar akan dipimpin oleh seorang datuk yang dibantu juga oleh pemangku dan pemangku muda. Namun, sejak tahun 1980, kedudukan pasar dihapus dan diganti dengan istilah kelurahan.

 Referensi

Lapian, A.B. dan Soewadji Sjafei. (1984). Sejarah Sosial Daerah Kota Bengkulu. Jakarta: Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional.

Suwondo, B. dkk. (1979). Sejarah kebangkitan nasional daerah Bengkulu. Balai Pustaka: Jakarta.

Setiyanto, A. (2017). Sistem Pemerintahan Tradisional Negeri Sungai Bengkulu Selintas Sejarah dalam Tsaqofah dan Tarikh Vol. 2, No.1., 93-95.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement