Jumat 27 Oct 2023 20:22 WIB

Personel Korps Kesehatan AL Didorong Tingkatkan Kompetensi dengan Riset

Indonesia perlu memperkuat riset dan inovasi di bidang kesehatan pertahanan maritim.

Personel Dinas Kesehatan Angkatan Laut (Diskesal) mengikuti paparan dalam peringatan Hari Kesehatan Angkatan Laut (Harkesal) 2023.
Foto: Dok Dispenal
Personel Dinas Kesehatan Angkatan Laut (Diskesal) mengikuti paparan dalam peringatan Hari Kesehatan Angkatan Laut (Harkesal) 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Kesehatan Angkatan Laut (Diskelas) menyelenggarakan seminar internasional dalam memperingati Hari Kesehatan Angkatan Laut (Harkesal) 2023 secara daring dan luring di Auditorium1 Ladokgi RE Martadinata, beberapa waktu lalu. Kegiatan itu diikuti perwakilan tiga matra, Polri, dan peserta luar negeri.

Koordinator acara Kolonel Laut Dr drg Yun Mukmin Akbar menjelaskan, acara tersebut diselenggarakan untuk meningkatkan kompetensi personel korps kesehatan, khususnya di lingkungan TNI AL dalam riset dan inovasi. Menurut dia, personil korps kesehatan didorong untuk aktif dalam aktualisasi dan sosialisasi ke dalam dan luar negeri.

"Kualitas sumber daya personel korps kesehatan merupakan kunci utama dalam menjalankan tugas negara di bidang kesehatan serta untuk meningkatkan riset dan inovasi dalam negeri," ujar Yun Mukmin dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (27/10/2023).

Yun menerangkan, Diskesal turut mengundang beberapa pembicara internasional dari Amerika Serikat, Australia, Filipina, Jerman, hingga Kanada. "Kehadiran para pembicara internasional pada acara seminar ini memberikan perspektif baru bagi kami mengenai riset dan inovasi di bidang kesehatan pertahanan maritim yang juga memiliki peran vital bagi keamanan nasional," kata Yun.

Wakil Kepala BRIN Prof Dr Amarulla Octavian yang menjadi pembicara kunci menerangkan, Indonesia perlu memperkuat riset dan inovasi nasional di bidang kesehatan pertahanan maritim melalui dukungan kebijakan dan penguatan sumber daya manusia.

Cpt Dr Caitlyn Menicucci dari AS menyampaikan, analisis isotop dan penerapannya dalam forensik. Menurut dia, ada beberapa latar belakang dan penerapan analisis isotop dalam konteks ilmu forensik untuk menggambarkan kontribusi profil isotop terhadap penyelidikan orang yang meninggal tidak teridentifikasi dengan geoprofiling.

"Profil isotop jaringan manusia seperti tulang, gigi, rambut dan kuku memiliki potensi besar untuk penyelidikan forensik dengan memberikan informasi berharga mengenai riwayat hidup orang yang meninggal yang tidak teridentifikasi yang tidak dapat diperoleh dengan metode analisis lainnya," jelasnya.

Letkol Prof Marcus Schiller menyinggung tentang riset kedokteran gigi di negaranya yang berfokus pada penggunaan snus oleh tentara Jerman serta perbandingan manfaatnya beralih dari rokok dan dampak pada kesehatan oral. Penggunaan snus bertujuan untuk membantu tentara Jerman yang membutuhkan konsentrasi dari konsumsi nikotin, selain merokok.

"Konsumsi snus tidak bebas risiko karena masih terdapat efek patologis pada rongga mulut akan tetapi ini menjadi pilihan lebih baik daripada merokok bagi tentara dan kami terpanggil untuk meneliti lebih lanjut dampak penggunaannya," ungkap Schiller.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement