Kamis 26 Oct 2023 13:57 WIB

Kelana Indonesiana, Cara BMK Kemendikbudristek Dorong Semangat Berbudaya

Kelana Indonesiana merupakan salah satu wujud.

Kelana Indonesiana bertema Budaya, Inspirasi, dan Eksplorasi, di Bandung, Jawa Barat.
Foto: Dok. Web
Kelana Indonesiana bertema Budaya, Inspirasi, dan Eksplorasi, di Bandung, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Balai Media Kebudayaan (BMK) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) kembali menyelenggarakan Kelana Indonesiana bertema Budaya, Inspirasi, dan Eksplorasi, di Bandung, Jawa Barat. Kegiatan tersebut diselenggarakan untuk terus menyebarluaskan ragam kebudayaan Indonesia dan mengajak masyarakat berkreasi memanfaatkan potensi kearifan lokal.

Kepala BMK Kemendikbudristek, Retno Raswaty mengatakan, Kelana Indonesiana merupakan salah satu wujud pemajuan kebudayaan yang dilakukan melalui pengenalan konten Indonesiana.TV.

Baca Juga

“Melalui Indonesiana.TV, kami ingin mengajak seluruh kalangan masyarakat, terutama generasi muda, mengembangkan dan melestarikan budaya sekaligus menyadari menyenangkannya memproduksi program kebudayaan,” ujarnya, seperti dinukil pada Kamis (26/10/2023). 

Retno menambahkan, Indonesiana.TV saat ini sedang melakukan penjajakan kerja sama dengan platform Merdeka Mengajar yang dalam waktu dekat akan diluncurkan aplikasinya. Harapannya kelak Indonesiana.TV bukan sekadar tayangan visual, tapi juga sebagai materi pembelajaran untuk pelajar, mahasiswa, guru, dan dosen.

Dalam kesempatan yang sama, Pamong Budaya Utama Kemendikbudristek, Kristiadi Hariani mengemukakan, kehadiran Indonesiana.TV memberikan manfaat besar untuk menunjukkan dan mengedukasi generasi muda mengenai kekayaan budaya bangsanya melalui program tayangan sehingga tidak membosankan.

Indonesiana.TV memperkenalkan konten budaya pada generasi muda. Generasi muda menjadi pilihan utama karena lebih mudah menyerap informasi dan masih bersemangat melahirkan karya bermutu sehingga berdampak pada pemajuan kebudayaan,” kata dia. 

Sementara itu, anggota Komisi X DPR RI Ledia Hanifa Amaliah menyatakan, banyak acuan dan strategi dalam mendukung pemajuan kebudayaan bagi masyarakat yang berkomitmen melestarikan kearifan lokal. Ledia mengingatkan, jangan memandang kebudayaan yang bertahan hingga saat ini melalui proses yang mudah dan tanpa alasan.

“Program Indonesiana.TV menjadi bentuk ajakan kepada masyarakat memahami latar belakang kebudayaan dan melestarikannya melalui konten tayangannya. Konten dan distribusinya sama-sama penting sehingga harus beriringan,” kata dia. 

Perhelatan Kelana Indonesiana juga menggelar sesi diskusi bersama Guru Besar Institut Seni Budaya (ISBI) Bandung, Een Herdiani, dan Staf Khusus Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Alex Sihar.

Een menjelaskan, kebudayaan dan kearifan lokal amat penting selalu dirawat serta dilestarikan oleh masyarakat sebab mengandung nilai-nilai warisan nenek moyang, pentgetahuan, dan tradisi yang masih relevan hingga kini.

“Dengan begitu telah tepat langkah pemerintah memprioritaskan Objek Pemajuan Kebudayaan yang di antaranya tradisi lisan, adat istiadat, olahraga tradisional, dan cagar budaya, karena ada warisan, pengetahuan, dan tradisi masyarakat dari itu semua,” kata dia.

Sementara itu, Alex Sihar menyoroti tentang makna budaya bagi kalangan generasi muda sekarang. Pasalnya, lanjut Alex, nilai warisan kebudayaan terus hidup dan bertahan sampai kini disebabkan kesadaran dan pemikiran dari masyarakat dalam setiap masanya.

Alex Sihar mengatakan, program Indonesiana.TV merupakan upaya menggugah kesadaran generasi muda saat ini agar menyadari potensi budaya Indonesia amat luas dan dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman tanpa meninggalkan otentisitasnya.

Selain diskusi, turut berlangsung gelar wicara produksi aniwayang Desa Timun, salah satu tayangan unggulan di Indonesiana.TV. Kreator sekaligus sutradara Desa Timun, Daud Nugraha, mengajak peserta pelajar dan mahasiswa ikut menjadi dalang aniwayang sehingga mengerti proses produksi aniwayang tercipta.

Daud mengungkapkan, ide aniwayang Desa Timur didapatnya sebab kegemarannya menontong wayang kulit. Lantas Daud bertekad ingin menjadikan wayang kulit mendunia dengan cara memadukannya dengan seni kontemporer.

"Pada lokakarya ini, teknik animasi khas Desa Timun mejadi materi yang memikat pelajar-pelajar perwakilan dari beberapa sekolah menengah kejuruan (SMK), serta komunitas seni dan budaya di Kota Medan,” ujar Retno, demikian dilansir dari Antara

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement