Selasa 24 Oct 2023 13:59 WIB

Relawan Santri Ganjar Dorong Kesejahteraan Perempuan ke Akar Rumput di Jatim

Kartini Maju menjadi salah satu misi utama.

Pelatihan pembuatan batik tulis untuk perempuan yang digelar di Majelis Amanatul Muslimah, Jalan Donowati Gang Sekolahan No 11, Kelurahan Sukomanunggal, Kecamatan Sukomanunggal, Kota Surabaya, Jatim.
Foto: Dok. Web
Pelatihan pembuatan batik tulis untuk perempuan yang digelar di Majelis Amanatul Muslimah, Jalan Donowati Gang Sekolahan No 11, Kelurahan Sukomanunggal, Kecamatan Sukomanunggal, Kota Surabaya, Jatim.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kelompok relawan SDG Jawa Timur (Jatim) berkomitmen meneruskan visi misi Ganjar Pranowo-Mahfud MD soal kesejahteraan perempuan kepada masyarakat akar rumput di Jatim. Hal itu diwujudkan SDG Jatim melalui kegiatan pelatihan pembuatan batik tulis untuk perempuan yang digelar di Majelis Amanatul Muslimah, Jalan Donowati Gang Sekolahan No 11, Kelurahan Sukomanunggal, Kecamatan Sukomanunggal, Kota Surabaya, Jatim. 

“Tujuan pada kegiatan hari ini yang pertama adalah meneruskan visi misi Bapak Ganjar Pranowo-Mahfud MD terkait kesejahteraan perempuan,” kata Koordinator Wilayah (Korwil) SDG Jatim, Hurriyahi, seperti dinukil pada Selasa (24/10/2023). 

Baca Juga

Ganjar-Mahfud memiliki misi Kartini Maju yang bertujuan untuk memperkuat posisi perempuan dalam relasi kerja dan menambah cuti melahirkan bagi ibu beserta ayah dengan upah-tunjangan tetap 100 persen.

Menurut Hurriyahi, kesejahteraan perempuan penting diwujudkan melalui peran serta lingkungan sosial yang mendukung dan inklusif. Sehingga kesetaraan perempuan yang menjadi gagasan Ganjar-Mahfud MD benar-benar bisa dirasakan.

“Perempuan digaungkan setara dan sejahtera, karena dari kesetaraan itu adalah awal untuk memajukan bangsa dan negara kita,” kata Hurriyahi.

Adapun pelatihan tersebut adalah implementasi program pengembangan perempuan dari Santri Dukung Ganjar bertajuk ‘Women Entrepreneur’ dengan menggandeng praktisi batik tulis.

Lewat pengetahuan dan keterampilan membatik yang mumpuni, para peserta pelatihan yang terdiri dari perempuan dan ibu-ibu majelis taklim bisa berdaya lewat geliat usaha batik tulis.

“Harapan perempuan dan ibu-ibu adalah, kegiatan batik ini bisa menunjang kegiatan ekonomi masyarakat sehingga selain lestari, batik ini menjadi komoditas ekonomi bagi perempuan di sini,” kata Hurriyahi.

Di samping itu, Hurriyahi menyebut pelatihan membatik ini juga merupakan upaya sukarelawan SDG untuk melestarikan kebudayaan dan warisan bangsa Indonesia. 

Sehingga di era kemajuan zaman yang banyak intervensi budaya luar seperti saat ini, kebudayaan lokal seperti batik tulis bisa selalu eksis di masyarakat dan dapat dinikmati generasi selanjutnya.

“Batik ini juga merupakan warisan budaya masyarakat Indonesia. Para perempuan dan ibu-ibu majelis taklim sangat senang dengan kegiatan ini,” kata dia.

Salah satu peserta pelatihan bernama Dinda merasa senang bisa mendapatkan bekal keterampilan batik tulis. Dengan modal skill itu, Dinda berencana membuka usaha batik.

Ini bukan kali pertama SDG menaruh perhatian terhadap ekonomi kerakyatan. Sebelumnya, sejumlah santri di Yayasan Pondok Pesantren Ma'rifatul Ulum Dusun Winong, Desa Krompol, Kabupaten Ngawi, mendapat bekal menjadi pelaku industri kreatif saat telah menyelesaikan pendidikannya kelak sekaligus memberdayakan ekonomi umat.

Para santri diberi pelatihan sablon dengan harapan mampu menambah dan meningkatkan taraf hidup santri. "Ini agar nantinya para santri mempunyai jiwa pengusaha kemudian mempunyai kreativitas dalam rangka menghadapi masa depan ketika santri-santri ini keluar dari pondok pesantren," ujar Koordinator Wilayah Komunitas Santri Dukung Ganjar Jawa Timur Hurriyahi selaku penyelenggara, demikian dilansir dari Antara. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement