Selasa 17 Oct 2023 11:08 WIB

Irfan Setiaputra Masuk dalam 'Businessperson of The Year' Versi Fortune

Irfan berhasil menavigasi perusahaan melewati restrukturisasi terbesar di Indonesia.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra.
Foto: dok. Republika
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, dinilai sukses membawa maskapi plat merah yang diambang kebangkrutan sehingga bertahan bahkan bisa mendulang keuntungan. Irfan pun masuk dalam jajaran 'Businessperson of The Year 2023' versi majalah Fortune Indonesia.

Menurut Editor In Chief Fortune Indonesia, Hendra Soeprajitno, bahwa sangat mudah bagi kita untuk menilai sebuah hasil. Namun, kita kerap melupakan bagaimana proses yang terjadi. 

Di balik megahnya perusahaan atau bisnis-usia puluhan tahun, memiliki pendapatan triliunan, masuk dalam daftar Fortune Indonesia 100, pasti diawali oleh sebuah langkah yang memerlukan: keberanian, jerih payah, kedisplinan, dan diwarnai risiko kegagalan. 

Namun, kata Hendra, para Fortune Indonesia Businessperson of the Year 2023 ini berhasil melewati semua itu. Mereka berani untuk memilih, menjalani, dan tidak berhenti merealisasikan impian mereka. 

"Fortune Indonesia kembali merilis daftar pebisnis terbaik di Indonesia untuk ketiga kalinya,” kata Hendra yang dikutip dari keterangannya di majalah Fortune Indonesia terbitan Oktober 2023 yang diterima Republika.co.id, Selasa (17/10/2023). 

Dia juga menambahkan, bahwa Businessperson of the Year 2023 datang dari latar belakang yang berbeda, masih aktif dalam kepemimpinan, baik sebagai pendiri maupun profesional. Dua puluh Businessperson of the Year ini berkontribusi secara dinamis, baik dalam bentuk tenaga, pikiran, maupun transformasi. 

“Sama dengan tahun-tahun sebelumnya, ada sejumlah indikator yang digunakan Fortune Indonesia untuk menentukan 20 pebisnis terbaik di Indonesia ini, seperti kinerja, Good Corporate Goverance (GCG), aksi korporasi, hingga dampak yang dihasilkan. Kisah-kisah mereka menuju pada konklusi yang sama: pentingnya sebuah proses,” kata Hendra. 

Dalam pemberitaan majalah Fortune Indonesia disebutkan bahwa Irfan barangkali adalah pemimpin BUMN yang menerapkan barometer baru dalam catatan sejarah korporasi nasional berhasil menavigasi perusahaan melewati restrukturisasi terbesar yang pernah ada di Indonesia.

Irfan pula yang menjadi satu-satunya pimpinan BUMN yang secara fair mengakui kerap kali terpikir untuk mengundurkan diri menjadi Direktur Utama. Sebabnya, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, perusahaan yang dia pimpin sejak Januari 2020, mewarisi berbagai masalah super pelik: kerugian keuangan, tumpukan utang, hingga yang paling anyar diawal kepemimpinannya adalah kompleksitas permasalahan tata kelola perusahaan.

Dan ketika ia baru mulai menata pijakan, maskapai flag carrier tersebut harus berhadapan dengan malapandemi Covid- 19. Penerbangan terpaksa berhenti dan perusahaan beroperasi bak zombie. Tapi, dalam kondisi itulah kualitasnya sebagai pemimpin teruji. 

Dan kini, dia bisa menceritakan pengalamannya melak-kan restrukturisasi utang terbesar dalam sejarah BUMN. Bayangkan saja, menghadapi ratusan kreditur untuk menggolkan rencana restrukturisasi utang sebesar Rp 140 triliun, bekal sukses Irfan hanya pikiran positif.

"Jangan mengeluh, jangan menyalahkan siapa-siapa, dan tetap ceria. Tiga hal ini secara normatif mudah, namun saat kita harus eksekusi beratnya luar biasa karena kita tidak terbiasa untuk melakukannya," kata Irfan. 

Tahun ini, dijelaskan dia, Garuda Indonesia mendarat di posisi ke-33 dalam daftar Fortune Indonesia 100 dan menjadi perusahaan dengan laba tertinggi kedua (Rp 58,28 triliun) setelah Pertamina (Rp 59,35 triliun). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement