Kamis 05 Oct 2023 11:14 WIB

Deklarasi Anies-Muhaimin Jadi Game Changer Kalkulasi Penentuan Cawapres Ganjar dan Prabowo

Berdasarkan analisis survei LSI, Ganjar dan Prabowo berhitung ulang soal cawapres.

Bakal calon presiden Anies Baswedan (kiri) dan bakal calon wakil presiden Muhaimin Iskandar.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Bakal calon presiden Anies Baswedan (kiri) dan bakal calon wakil presiden Muhaimin Iskandar.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Fauziah Mursid

Kurang dari sebulan pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden, baik koalisi bacapres Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo hingga saat ini belum menentukan bacawapresnya. Dekan Fakultas Ilmu Sosial UIII sekaligus Ketua Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (Persepsi) Philips J. Vermonte menyebut, perpindahan Muhaimin Iskandar ke Koalisi Perubahan untuk mendampingi Anies Baswedan menjadi penyebab kedua koalisi ini menghitung ulang pilihan cawapres untuk bertarung di Pilpres 2024.

Baca Juga

"Pindahnya Muhaimin itu dalam konteks ini cukup menjadi game changer membuat yang lain jadi berhitung, Prabowo dan Ganjar berhitung siapa cawapresnya, karena ini yang paling penting," ujar Philips saat menanggapi Rilis Hasil Survei Nasional Lembaga Survei Indonesia (LSI), Rabu (4/10/2023).

Menurut dia, baik koalisi Prabowo maupun PDIP menghitung kembali cawapres yang tepat untuk bersaing di Pilpres 2024 setelah Anies menggandeng Muhaimin sebagai cawapres. Hal ini mengingat Muhaimin memiliki basis massa yang dikaitkan dengan suara Jawa Timur dan Nahdlatul Ulama (NU), yang juga adalah basis suara signifikan dalam pilpres.

"Representasi yang lebih mendasar bahwa pemilih kita ada di Jawa, latar belakang NU. Terutama Jateng dan Jatim. Pindahnya Cak Imin ke Anies mengubah kalkulasi dari dua kandidat capres lain dalam memilih cawapres," ujarnya.

Philips pun menyebut cawapres yang dinilai tepat untuk kedua bacapres yang belum menentukan kandidat pasangannya adalah yang dapat memenuhi kebutuhan elektoral baik demografis, geografis maupun kebutuhan logistik. "Pak Erick Thihir ada disebut-sebut, dan kan fungsi cawapres antara lain mungkin dia bisa memenuhi kebutuhan elektoral demografis dan gerografis atau kebutuhan lain logistik," ujarnya.

Sebelumnya, LSI merilis hasil survei yang mendapati bakal calon presiden Prabowo Subianto menyalip Ganjar Pranowo per September 2023. Pada simulasi tiga nama Prabowo unggul tipis sebesar 34 persen dibandingkan Ganjar 30,4 persen atau selisih 3,6 persen. Sedangkan Anies Baswedan memperoleh 22 persen.

Hasil ini berbalik dibandingkan per survei Agustus 2023 lalu dimana Ganjar unggul di 37 persen dan Prabowo di angka 35,3 persen. Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Djayadi Hanan mengatakan, survei ini menunjukan Ganjar dan Prabowo sama-sama kuatnya sehingga tidak ada perubahan signifikan dari tiga nama jika bertarung pada Pemilihan Presiden 2024 mendatang.

"Mungkin kita bisa melihat Ganjar dan Prabowo sama kuat, maka kalau misalnya survei seblumnya Ganjar unggul tipis dan sekarang Prabowo unggul tipis, penjelasannya belum ada perubahan yang berarti terhadap dukungan nama ini," ujar Djayadi. 

Namun kata Djayadi, jika dilihat dari tren pilihan presiden simulasi tiga nama, terdapat sedikit penurunan untuk Ganjar maupun Prabowo dari Juli ke September 2023. Akan tetapi, dibandingkan April 2023 Ganjar dan Prabowo posisinya justru alami kenaikan.

"Dan turun mereka dalam 2 bulan terakhir tidak siginifikan, turunnya di kisaran 1-2 persen. Sementara Anies Baswedan itu kalau dibandingkan Juli stabil, tetapi kalau dibandingkan dengan April, Anies cederung turun dalam simulasi tiga nama," ujar Djayadi.

Survei LSI bertajuk Isu-isu Sepak Bola dan Pilihan Politik dilakukan periode 18-20 September 2023. Survei dilakukan melalui metode random digit dialing (RDDO) ke 1.206 responden secara acak dengan margin of error survei diperkirakan ±2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement