REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mendorong sejumlah pihak segera mencari solusi untuk melanjutkan kerja sama pengembangan pesawat tempur Korea Fighter X dan Indonesia Fighter X (KFX/IFX) bersama Korea Selatan. Menurut Moeldoko, program tersebut menyangkut tiga isu besar, yakni mengenai hak kekayaan intelektual, sistem perjanjian, dan pemasaran.
"Pada kerja sama ini juga ada pertaruhan hubungan politik kedua negara, jangan sampai ini dipertaruhkan dan harus kita pikirkan dengan sungguh-sungguh," kata Moeldoko, dikutip dari siaran pers KSP di Jakartw pada Selasa (3/10/2023).
Moeldoko menggelar pertemuan dengan perwakilan Kementerian Pertahanan, Kementerian Keuangan, Kementerian Luar Negeri, dan Bappenas untuk membahas langkah lanjutan program kerja sama tersebut. Selain harmonisasi kerja sama bilateral tersebut, Moeldoko juga menyampaikan adanya pelibatan transfer teknologi dari proyek jet tempur tersebut.
"Proyek ini juga berkaitan dengan pengembangan SDM kita, agar insinyur-insinyur kita bisa menguasai teknologi yang juga lebih advance," ujar eks panglima TNI tersebut.
Alokasi cost share sempat mengalami penundaan, sehingga diperlukan renegosiasi terkait permasalahan itu. Jika sesuai dengan perjanjian, kata Moeldoki, program engineering, manufacturing, and development (EMD) dalam proyek jet tempur tersebut rampung pada 2026. Namun, hal tersebut tidak dapat dilaksanakan karena Indonesia masih harus melunasi pembayaran cost share tersebut.
Dari sisi anggaran, Moeldoko menyampaikan, perihal tersebut sudah menjadi keputusan dari Kementerian Keuangan. "Awalnya kita semangat lalu poco-poco (maju-mundur) dan sekarang kita semangat lagi, namun keuangan negara berkehendak lain," ungkap Moeldoko.
Indonesia menjalin kerja sama dengan Korea Selatan dalam pengembangan jet tempur KFX/IFX. Dua negara bersepakat dalam proyek 8 miliar dolar AS atau sekitar Rp 121,35 triliun. Dalam proyek itu, Indonesia akan mendapatkan transfer teknologi jet tempur.
Proyek itu diperkirakan akan memproduksi 120 unit jet tempur untuk Korsel dan 48 unit jet tempur untuk Indonesia. Sesuai kesepakatan, Indonesia menanggung 20 persen pembayaran.
Dalam kesempatan pertemuan tersebut, Moeldoko juga menyebut akan bertemu dengan Menteri Pertahanan Korea Selatan tepat pada Hari TNI mendatang di Jakarta pada 5 Oktober 2023. "Saya akan coba bicarakan terkait kerja sama ini juga nanti," kata Moeldoko.