Kamis 21 Sep 2023 22:42 WIB

Viral Orang Utan Kurus Kering di Kaltim, Ini Desakan WWF Indonesia

WWF Indonesia desak semua pihak memperhatikan orang utan yang kurus kering di Kaltim.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Bilal Ramadhan
Petugas menggendong bayi Orangutan Kalimantan. WWF Indonesia desak semua pihak memperhatikan orang utan yang kurus kering di Kaltim.
Foto: Antara/Umarul Faruq
Petugas menggendong bayi Orangutan Kalimantan. WWF Indonesia desak semua pihak memperhatikan orang utan yang kurus kering di Kaltim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Viral sebuah video yang menunjukkan orang utan dengan kondisi memprihatinkan, sedang melintasi jalan di kawasan tambang atau lainnya yang memiliki vegetasi pohon yang sangat jarang, dengan membawa anaknya. Dari beberapa informasi di media sosial, ini diperkirakan terjadi di Sangatta, Kalimantan Timur.

Merespon atas hal ini, WWF-Indonesia sangat menyayangkan kondisi orang utan tersebut. WWF juga menegaskan bahwa kondisi tersebut menunjukkan bahwa orang utan dalam kondisi berbahaya.

Baca Juga

Pasalnya, menyeberang dan berjalan di tanah dapat meningkatkan paparan virus atau bakteri yang membahayakan kesehatan orang utan. Selain itu, orang utan tersebut juga berisiko tertabrak kendaraan.

“Mereka (orang utan) juga lebih mudah diburu oleh predator alami seperti macan dahan, dan lebih mudah diburu oleh manusia (pemburu),” demikian pernyataan WWF seperti dikutip Kamis (21/9/2023).

WWF kemudian mendesak semua pihak untuk berperan dalam melindungi orang utan dari ancaman kerusakan habitat. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan jika ada habitat orang utan di dalamnya yaitu menyediakan koridor satwa yang aman bagi satwa untuk menyeberang, bisa melalui canopy bridge yang menyambungkan antar pohon untuk primata seperti orang utan.

Perusahaan juga diminta untuk melindungi area High Conservation Value (HCV), sehingga tetap tersedia pakan di dalam hutan. Lalu meningkatkan pengamanan dan aksi cepat tanggap bagi perusahaan sehingga dapat ditangani dengan tepat.

“Masyarakat sekitar juga harus dilibatkan dalam pelestarian, dengan meminta mereka melaporkan jika ada kejadian seperti ini ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) setempat,” kata lembaga nonprofit tersebut di laman Instagramnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement